Selasa, 28 Desember 2010

SHOLAT TAUBAT KAPAN WAKTUNYA, DAN BAGAIMANA CARANYA.??

kapan saja yang
anda anggap itu lebih
baik dan khusyu'
Shalat Taubat adalah
shalat sunnat yang
dilakukan seorang muslim
jika ingin bertaubat
terhadap kesalahan yang
pernah ia lakukan.
Shalat taubat
dilaksanakan dua raka'at
dengan waktu yang bebas
kecuali pada waktu yang
diharamkan untuk
melakukan shalat.
Rasulullah Shallallahu
‘ alaihi wa sallam
bersabda:
Tidaklah seseorang
melakukan suatu
perbuatan dosa, lalu dia
bangun (bangkit) dan
bersuci, kemudian
mengerjakan shalat, dan
setelah itu memohon
ampunan kepada Allah,
melainkan Allah akan
memberikan ampunan
kepadanya ”. Kemudian
beliau membaca ayat :
“ Dan (juga) orang-orang
yang apabila
mengerjakan perbuatan
keji atau menganiaya diri
sendiri mereka ingat
akan Allah, lalu memohon
ampun terhadap dosa-
dosa mereka dan siapa
lagi yang dapat
mengampuni dosa selain
dari pada Allah – Dan
mereka tidak
meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang
mereka mengetahui. (QS
Ali-Imran: 135)
Tata Cara Shalat Taubat
Jumlah rakaatnya 2, 4
sampai 6 rakaat.
Niat shalat taubat:
Ushallii sunnatat taubati
rak ’ataini lillaahi
ta’aalaa.
Artinya: “Aku niat shalat
sunat taubat dua rakaat
karena Allah. ”
Doanya:
Astagfirullahal azhiim al
ladzi laa ilaaha illaa
huwal hayyul qayyumu wa
atuubu ilaihi taubata
‘ abdin zhaalimin laa
yamliku li nafsihi dharran
wa laa naf ’an wa laa
mautan wa laa hayaatan
wa laa nusyuuraa.
Artinya: Saya memohon
ampunan kepada Allah
Yang Maha Agung, aku
mengaku bahwa tiada
Tuhan melainkan Allah,
Tuhan yang hidup terus
selalu terjaga. Aku
memohon taubat kepada-
Nya, selaku taubatnya
seorang hamba yang
banyak berdosa, yang
tidak mempunyai
kekuatan untuk berbuat
mudharat ataupun
manfaat, untuk mati atau
hidup maupun bangkit
nanti.

WAS-WAS TAKBIR LEBIH DARI 1X

Ajaran agama Islam
tidak pernah mempersulit
umatnya. Justru, agama
ini hadir di muka bumi
untuk memberikan
kemudahan dan jalan
keluar dari kesulitan
yang ada. Karena itu,
segala sikap yang
cenderung berlebih-
lebihan dan mempersulit
diri dalam beragama
sangatlah tidak
dibenarkan. Karena hal
ini dapat menimbulkan
sikap was-was. Inilah
yang menjadikan sebab,
mengapa para Ulama
menyebutkan, bahwa
was-was itu disebabkan
karena dua hal; pertama,
adanya keraguan
terhadap kebenaran
ajaran agama yang
dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW,
sehingga merasa perlu
untuk ditambahi. atau
yang kedua karena
lemahnya akal
(kurangnya pemahaman
terhadap ajaran agama).
Yang Pertama, sebab
karena keraguan atas
kebenaran agama yang
dibawa oleh Rasulullah
SAW, sehingga merasa
kurang sempurna.
Padahal kaum Muslimin
diperintahkan oleh Allah
meniru Nabi-Nya.
Berwudhu misalnya,
bagaimana cara
mengambil air dengan
berniat sambil membasuh
muka, tangan, dan
mengusap sebagian
kepala dan mencuci
kedua kaki. Begitu juga
dengan cara Sholat, telah
dicontohkan beliau. Jika
tidak, Lalu siapa lagi yang
akan dijadikan contoh
dalam pelaksanaan sholat
kita? Bukankah
Rasulullah telah
bersabda:
“ Sholatlah kalian
sebagaimana kalian
melihat aku sholat ”.
(Riwayat Al-Baihaqi,Ad-
Daruquthny, dan Ibnu
Majah)
Allah SWT berfirman
dalam Al-Qur ’an bahwa
was-was sebenarnya
adalah usaha syaitan
untuk mengganggu
ibadahnya seseorang
muslim agar tidak
memiliki keikhlasan
dalam ibadahnya.
Ataupun agar dapat
meragukan sesuatu yang
sudah jelas dalam ajaran
agama. Seperti yang
telah digambarkan dalam
surat an-Nas ayat 4,5 dan
6 yaitu:
“ Dari kejahatan (bisikan)
syaitan yang biasa
bersembunyi. Yang
membisikkan (kejahatan)
ke dalam dada manusia.
Dari (golongan) jin dan
manusia. ”
Yang Kedua, akal yang
kurang sempurna atau
tidak normal, sehingga
terkesan seperti orang
gila, yang selalu
mengulang-ngulang
perbuatan yang sama.
Adapun cara untuk
menghilangkan was-was
yang paling efektif
adalah jangan percaya
segala bentuk gangguan
atau perasaan yang
menggiring terhadap
sikap keragu-raguan.
Lakukanlah hal-hal yang
telah diyakini saja.
Seperti yang
diriwayatkan oleh Abi
Daud, Ahmad, dan
Baihaqi bahwa Rasulullah
SAW bersabda:
“ Apabila ada diantara
kalian ketika sholat
merasakan ada yang
bergerak dalam duburnya
seperti berhadas atau
tidak dan dia ragu, maka
janganlah dibatalkan
sholatnya, sehingga
mendengarkan suaranya
atau mencium baunya ”
Hal ini juga dikuatkan
Qaidah Fiqhiyah bahwa:
“ Suatu keyakinan itu
tidak bisa dihilangkan
dengan sebuah
keraguan ”
Maka akan semakin jelas,
bahwa sesuatu yang
hanya berdasar pada
perasaan atau keraguan
tidak dapat dijadikan
pedoman untuk
memutuskan bahwa
wudhu atau sholat kita
itu batal. Begitu juga,
tentang niat sholat
misalnya. Ketika ada
seseorang yang akan
melakukan Sholat Subuh,
tentu dia akan
melakukan hal yang sama
seperti yang dikerjakan
orang lain ketika akan
sholat subuh, yaitu
dilakukannya di waktu
subuh, kemudian berdiri
menghadap kiblat, lalu
melakukan Takbirotul-
Ihrom disertai dengan
niat Sholat Subuh,
kemudian memulai
sholatnya. Tidak perlu
untuk mengulang-
ngulang sholatnya hanya
karena sebuah keraguan
atau was-was dalam
bertakbir atau
melafalkan niat.
Bukankah hati kita telah
merasa yakin bahwa kita
memang akan
melaksanakan ibadah
Sholat subuh, bukan
ibadah sholat yang lain,
walaupun tanpa
melafalkan niat
sekalipun, hal itu adalah
sah. Sebab, melafalkan
niat itu adalah suatu
perbuatan yang sunnah,
yang hanya bertujuan
untuk menampakkan apa
yang sudah diyakini
dalam hati kita. Adapun
cara untuk
membersihkan hadas
setelah buang air kecil
atau besar, adalah
dengan berdehem
sebanyak tiga kali dan
sedikit menekan pada
jalan kemaluan dengan
memerut (bagi laki-laki).
Namun, jika kemudian dia
merasa ada yang keluar
dari jalan kemaluan
depan atau pun jalan
kemaluan belakang,
namun sebenarnya dia
tidak meyakini akan
kebenaran keluarnya
hadast itu dengan penuh
keyakinan, maka itu
hanyalah sekedar
perasaan. Cara yang lain
juga, dalam
menghilangkan was-was
dari kencing adalah
dengan cara
menyiramkan sedikit air
serta mencipratkannya
pada daerah sekitar jalan
depan, sehingga ketika
nanti muncul keraguan
atau was-was bahwa
jalan depan keluar
kembali, maka kita akan
mudah menghilangkan
keraguan itu dengan
meyakini bahwa
basahnya pada daerah
karena air yang kita
siramkan bukan yang
lain. Bahkan dikatakan,
cara yang cukup efektif
utk menghilangkan
perasaan was-was itu
adalah dengan melawan
atau menentang
perasaan was-was itu
sendiri. Sebab,
bagaimanapun perasaan
was-was atau keraguan
itu sebenarnya berasal
dari syaitan yang
mencoba untuk
membisikkan kepada kita
untuk menggangu
keikhlasan ibadah kaum
muslimin. Walhasil, untuk
menghilangkan Was-was
adalah dengan segera
membuang sikap kehati-
hatian yang dapat
menjadikan kita menjadi
was-was. Selain itu,
selama belum adanya
keyakinan yang penuh
dalam diri kita terhadap
batalnya Wudhu atau
Sholat atau yang lain, dan
keyakinan itu tidak dapat
mengalahkan keyakinan
sahnya wudhu dan Sholat
kita, maka jangan
membatalkannya.

SEDEKAH DAN PUASA TAPI TIDAK SHOLAT

Jika mereka bertaubat,
mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, maka
(mereka itu) adalah
saudara-saudaramu
segama".[At-Taubah : 11]
Artinya, jika mereka
tidak melakukan itu,
berarti mereka bukanlah
saudara-saudara kita.
Memang persaudaraan
agama tidak gugur
karena perbuatan
maksiat walaupun besar,
namun persaudaraan itu
akan gugur ketika keluar
dari Islam.
Dalil dari As-Sunnah
adalah sabda Nabi
Shallallahu alaihi wa
sallam.
"Artinya : Sesungguhnya
(pembatas) antara
seseorang dengan
kesyirikan dan kekufuran
adalah meninggalkan
shalat". [Dikeluarkan
oleh Muslim dalam kitab
Shahihnya, kitab Al-Iman
(82)]
Disebutkan pula dalam
Shahih Muslim sabda
beliau dalam hadits
Buraidah Radhiyallahu
'anhu dan kitab-kitab
sunan.
"Artinya : Perjanjian
(pembatas) antara kita
dengan mereka adalah
shalat, maka barangsiapa
yang meninggalkannya
berarti ia telah kafir".
[Dikeluarkan oleh Imam
Ahmad (5/346) dan para
penyusun kitab Sunnan
denan isnad shahih, At-
Turmudzi, kitab Al-Iman
(2621), An-Nasa'i, kitab
Ash-Shalah (1/232), Ibnu
Majah, kitab Iqamatus
Shalat (1079)]
Ucapan para sahabat :
Amirul Mukminin Umar
Radhiyallahu anhu
berkata, "Tidak ada
bagian dalam Islam bagi
orang yang meninggalkan
shalat". [Hadits Riwayat
Malik, kitab Ath-
Thaharah], Maksudnya,
tidak ada bagian baik
sedikit maupun banyak.
Abdullah bin Syaqiq
mengatakan, "Para
sahabat Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam tidak
memandang suatu
amalpun yang apabila
ditinggalkan akan
menyebabkan kekafiran,
selain shalat".
Ketahuilah Bahwa yang
termasuk dosa yang
besar, yang termasuk
dikatakan mungkar, dan
perbuatan yang
diharakam Allah Swt
adalah meninggalkan
ibadah sholat yang lima
waktu yang telah
diwajibkan oleh Allah Swt
dengan sengaja.
Nabi Muhammad Saw
berkata : Siapa orang
yang meninggalkan
sholat dengan sengaja
aku tidak bertanggung
jawab atasnya. ( Dari Abi
Darda ’ Ra diriwaatkan
Ibnu Majah dan Baihaqi ).
Allah Swt sangat tidak
suka dan murka kepada
seseorang hambanya
yang meninggalkan
sholat
Nabi Muhammad Saw
berkata : Siapa orang
yang meninggalkan
sholat dengan sengaja dia
akan bertemu dengan
Allah, Allah Swt dalam
keadaan murka
kepadanya
( Diriwayatkan At
Thobroni dan sanadnya
Hasan ).
Dalam Riwayat yang lain
dari Anas Bin Malik Nabi
Muhammad Saw
berkata :
Siapa orang yang
meninggalkn sholat
dengan sengaja maka dia
telah benar-benar kafir.
Dari hadist-hadist diatas
begitu sangat besar
ancaman Allah kepada
orang yang meninggalkan
sholat, kaum muslimin
dan muslimat yang
dimuliakan Allah Swt
jangan sampai kita lalai
dalam mengerjakan
ibadah sholat, dekatkan
diri kita dengan
melakukan ibadah sholat
agar kita mendapatkan
perlindungan Allah dan
syafaat Rosulnya.
Dari Abdullah Bin Umar
Rodyiyallahuanhuma :
Bahwasanya Rosulullah
Saw menyebutkan
tentang sholat Beliau
yang mulia berkata :
Siapa orang yang
menjaga Sholatnya dia
akan mendapatkan
cahaya dan bukti dan
akan selamat dihari
kiamat nanti dan barang
siapa yang tidak menjaga
sholatnya dia tidak akan
mendapatkan cahaya dan
bukti dan tidak akan
selamat nanti dihari
kiamat dan dan nanti
dihari kiamat dia yang
meninggalkan sholat
akan dikumpulkan
bersama Fir ’aun, Haman,
Qorun, dan Ubay bin
Kholaf yang Allah Swt
telah laknat mereka
( Diriwayatkan Al Imam
Ahmad dan Ibnu Hibban
dalam Hadist Shohihnya )
Dari Buoidah Ra, Berkata
Nabi Muhammad Saw :
Antara Muslim dan Kafir
yang membedakanya
dalah meninggalkan
sholat ( Diriwayatkan
Muslis dan lainya )
Ikwan yang dimuliakan
Allah banyak sekali
saudara kia sesamea
muslim yang
meninggalkan sholat
dengan sengaja seakan-
akan mereka tidak takut
dengan siksaan Allah
yang sangat pedih. Kita
harus terus
menginggatkan mereka
mudah-mudahan mereka
mendapat hidayah dari
Allah Swt dan ingin
melakukan ibadah sholat
karena yang
meninggalkan nya denga
sengaja kafir.
Diriwayatkan oleh At
Tirmidzi : Sahabat-
sahabat Nabi Muhammad
Saw tidak pernah melihat
suatu perbuatan-
perbuatan yang yang
apabila ditinggalkan
perbuatan itu menjadi
kafir kecuali
meninggalkan sholat.
Dari Hammad bin Zaid
dari Ayub Berkata :
Meninggalkan sholat
dengan sengaja kafir
tidak ada bantahan lagi.
Didalam kitab At Targiib
Wa Tarhiib Lilmunzhiri
dari ibni Hizam
Bahwasannya Dari Umar
Ibnulkhottob dan
Abdurrahman Bin Auf dan
Mu ’ad Bin Jabal dan Abib
Huraoroh dan yang lain
dari sahabt-sahabat
Rodyiyallahuanhum :
Siapa orang yang
meninggalkan sholat
Fardu dengan sengaja
sampai keluar waktunya
maka itu orang telah kafi
murtad.
Berkata sebagian dari
salaf : Orang yang
meninggalkan sholat
maka akan turun buat dia
setiap hari dan malamnya
” Seribu laknat, seribu
murka Allah, dan dilaknat
oleh semua Malaikat dari
ata langit yang ketuju.
Kaum muslimin dan
Muslimat mudah-
mudahan kita bisa
mengerjakan Ibadah
sholat dengan baik,
dengan hati yang hadir
agar kita selamat di
dunia dan akhirat Amin.
03 September jam 20:52 · Suka
Tanya Jawab Masalah
Islam Yang benar, bahwa
orang yang meninggalkan
shalat dengan sengaja
hukumnya kufur akbar.
Puasa dan ibadah-ibadah
lainnya tidak sah sampai
ia bertobat kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Hal
ini berdasarkan firman-
Nya,
“ Seandainya mereka
mempersekutukan Allah,
niscaya lenyaplah dari
mereka amalan yang
telah mereka
kerjakan. ” (Qs. al-An’am:
88).
Dan berdasarkan ayat-
ayat serta hadits-hadits
yang lain semakna.
Sebagian ulama
menyatakan, bahwa hal
itu tidak menyebabkan
kafir dan puasa serta
ibadah-ibadah lainnya
tidak batal jika ia masih
mengakui kewajiban-
kewajiban tersebut, ia
hanya termasuk orang-
orang yang meninggalkan
shalat karena malas atau
meremehkan.
Yang benar adalah
pendapat yang pertama,
yaitu kafirnya orang yang
meninggalkan shalat
dengan sengaja walaupun
mengakui kewajibannya.
Hal ini berdasarkan
banyak dalil, di antaranya
adalah sabda Nabi
shalallahu ‘alaihi wa
sallam,
“ Sesungguhnya
(pembatas) antara
seseorang dengan
kesyirikan dan kekufuran
adalah meninggalkan
shalat. ” (Dikeluarkan
oleh Muslim dalam kitab
Shahih-nya dari hadits
Jabir bin Abdullah
radhiallahu ‘anhu.
Dan sabda beliau,
“ Perjanjian antara kita
dengan mereka adalah
shalat, maka barangsiapa
yang meninggalkannya
berarti ia telah
kafir. ” (Dikeluarkan oleh
Imam Ahmad dan
keempat penyusun kitab
Sunan dengan isnad
shahih dari hadits
Buraidah bin al-Hushain
al-Aslami radhiallahu
‘anhu.
Al-‘Allamah Ibnul Qayyim
telah mengupas tuntas
masalah ini dalam tulisan
tersendiri yang berjudul
“ Shalat dan orang yang
meninggalkannya”,
risalah beliau ini sangat
bermanfaat, sangat baik
untuk merujuk dan
mengambil manfaatnya.

IBADAH KARNA SURGA DAN NERAKA

“ Allah itu tidak bisa
dibanding-bandingkan
dengan apapun di dunia.
Apalagi disamakan
dengan pedagang.
Riwayat yang
mengisahkan Rabi ’ah Al-
Adawiyah semuanya
lemah dan tidak bisa
dijadikan dasar. Dengan
kita mengharapkan...
surga, kita secara tidak
langsung juga
mengharapkan ridho
Allah. Dengan kita takut
neraka, kita pun secara
tidak langsung
mengharapkan ridho
Allah. Dan itu sah-sah
saja. Sebab keridhoan
Allah itu pada hari
kiamat kelak, diwakilkan
oleh kekekalan surga dan
neraka. Orang yg diridhoi
Allah akan masuk surga,
dan orang yg tidak
diridhoi Allah akan masuk
neraka. Itu adalah satu
kesatuan tak
terpisahkan …
Sama halnya ketika kita
mempertanyakan
“ Seandainya surga dan
neraka itu tak pernah
ada, apakah kita tetap
beribadah kepada Allah?”
Pertanyaan itu tidak
perlu dijawab, hanya
perlu diluruskan saja.
Bahkan, beberapa doa yg
diajarkan Rasulullah SAW
adalah agar kita
dijauhkan dari sikasa
neraka? Lalu, apakah
dengan kita
mengamalkan yg seperti
itu kita tidak mencari
ridho Allah ?”
Sejenak air mata ini
mengalir. Menangisi
akhir hidupku kelak,
apakah surga ataukah
neraka.

BAGAIMANA CARA MENGQODLO SHOLAT.??

Sholat yang ditinggalkan
karena Haid tidak wajib
diqadla.
Definisi Ada' adalah
menjalankan ibadah di
dalam waktunya.
Sedangkan Qadla adalah
menjalankan ibadah
setelah lewat waktunya.
Apabila seseorang
mengakhirkan Sholat
hingga lewat waktunya,
kerana uzur seperti tidur
atau lupa, maka wajiblah
baginya untuk men-qadla
Sholat yang ditinggalkan
tesebut. Dan apabila ia
meninggalkan Sholat
dengan sengaja dan
tanpa uzur, maka itu
termasuk perbuatan
ma'siat, dan wajib
baginya meng-qadla
Sholat
tersebut dan bertaubat.
Dalam sebuah hadist
riwayat Muslim, dari Anas
bin Malik, Rasulullah
bersabda :"Barang siapa
tertidur dan
meninggalkan Sholat,
maka hendaklah ia
bergegas Sholat ketika
ingat".
Dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah ra.:
Bahwasanya Rasulullah
SAW ketika kembali dari
peperangan Khaibar,
berjalan pada malam hari
bersama para sahabat,
dan ketika beliau
merasakan kantuk,
memerintahkan para
sahabat untuk berhenti
dan beristirahat dan
berkata pada Bilal
"Berjaga-jagalah malam
ini", kemudian Bilal
shalat beberapa rekaat
dan berjaga-jaga.
Rasulullah SAW tertidur
bersama para sahabat,
dan ketika mendekati
waktu fajar, Bilal
bersandar pada kuda
tunggangannya sambil
menghadap pada arah
fajar, Bilal merasakan
kantuk dan akhirnya
tertidur, tak satupun dari
para sahabat terbangun
hingga panas matahari
mengenai mereka, yang
pertama kali bangun
adalah Rasulullah SAW,
terkejut dan berkata
pada Bilal, "Hai Bilal",
kemudian Bilal menjawab
"telah menimpa padaku
seperti yang menimpa
padamu ya
Rasul"(kantuk).
Kemudian Rasulullah SAW
berkata pada para
sahabat "Tambatkan
tunggangan kalian",
kemudian para sahabat
melakukannya. Rasulullah
SAW berwudlu dan
memerintahkan pada
Bilal untuk beriqomat,
kemudian Rasulullah
bersama para sahabat
shalat (qadla) berjamaah
dan ketika selesai shalat
Rasulullah SAW bersabda
"Barangsiapa lupa
mengerjakan shalat,
maka kerjakanlah shalat
ketika Ia mengingatnya,
dan sesungguhnya Allah
SWT telah berfirman
"Dirikanlah shalat
untukmengingat-Ku".
Wajib qadla shalat yang
ditinggalkan, merupakan
pendapat empat mazhab,
yaitu Hanafi, Maliki,
Syafi'i dan Hanbali dan
berdasarkan perintah dan
tindakan yang dilakukan
oleh Rasulullah s.a.w.
Pandangan yang
mengatakan tidak wajib
qadha' adalah pendapat
Imam Ibn Taymiyah, Ibn
Hazmin, ia juga
diamalkan oleh Umar
alKhattab, Ibn Umar,
Umar abd Aziz, Ibn Sirin,
dan lain-lain. Hujah
mereka: Islam telah
mewajibkan solat dan
tidak boleh
menangguhkannya
walaupun sakit, musafir
dalam peperangan;
ditegaskan oleh Imam Ibn
Taymiyah tidak boleh
mengqadha' solat yang
tertinggal, cukup dengan
taubat dan solat sunat
yang banyak untuk
menggantikannya.
niatnnya Usholli fardol
asri arbaarakaatin
qodo'an adaallilahita'ala
( ini seumpama qodho
sholat asar.
10 September jam 22:35 · Suka ·
Hapus
Ajeng Kalky Kala Patra
Trimakasih bnyak Pak ats
ilmunya. Sya ingin
brtanya 1 hal lg pak.
Sya sdank konflik dgn
shabat saya. Tp saya
sudah 3x minta maaf,dan
dia slalu mengacuhkan
saya. Tdk prnah mmbalas
prkataan maaf saya.
Mnurut bapak bgaimana?
Apa sya sudah dimaafkan
oleh Allah? Dan lg dia
seaakan mmutuskan tali
silaturahmi antara
kita,apakh sya jg trkena
dosanya pak krn putusnya
silaturahmi tsb??
10 September jam 23:14 · Suka ·
Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Kita wajib
memohon ampun kepada
seseorang jika kita
melakukan kesalahan
kepadanya sama ada
kesalahan berkait dengan
lidah (mengumpat,
memfitnah dsbnya),
mencederakannya,
merampas/mencuri
hartanya dan sebagainya.
Memohon maaf adalah
dengan mengakui
kesilapan, menyerah diri
kepadanya, meminta
keredhaannya,
membersihkan namanya
atau mengembalikan
haknya jika bersangkutan
dengan harta dan
sebagainya. Jika kita
telah melakukan apa
yang terdaya,
berserahlah kepada
Allah. Jika ia masih
berdendam, itu
maknanya ia bukan orang
bertakwa kerana sifat
orang bertakwa
antaranya ialah
memaafkan orang lain;
“Dan segeralah kamu
kepada (mengerjakan
amal-amal yang baik
untuk mendapat)
keampunan dari Tuhan
kamu, dan (mendapat)
syurga yang seluas langit
dan bumi, yang
disediakan bagi orang-
orang bertaqwa; Iaitu
orang-orang
menginfakkan hartanya
pada masa senang dan
susah, orang-orang yang
mampu menahan
kemarahannya, dan
orang-orang yang
memaafkan kesalahan
orang. (Ingatlah), Allah
mengasihi orang-orang
yang berbuat baik ” (Ali
Imran; 133-134).
Lagipun, tidak harus
sesama muslim bermasam
muka lebih dari tiga hari
sebagaimana di larang
oleh Nabi s.a.w.. Sabda
baginda; “Tidak harus
seorang muslim
memutuskan hubungan
dengan saudaranya
melebihi tiga hari di
mana apabila mereka
bertemu, masing-masing
berpaling ke arah lain.
Yang terbaik di antara
mereka berdua ialah
yang mula-mula memberi
salam ” (HR Imam al-
Bukhari dan Muslim dari
Abi Ayyub r.a.).
anda tidak memutuskan
silaturachmi, cukup minta
maaf 3 kali selebihnya
anda berbuat baik saja
pada teman anda,
Wallahu a'lam.

IDUL FITRI HARI JUM'AT, APAKAH BOLEH JUMA'TAN DI GANTI DHUHUR.??

sholat idul
fitri adalah sunah
hukumnya. sedang sholat
jum,at wajib hukumnya.
harus di kerjakan.tak
boleh diganti dengan
sengaja. bagi
mukimin.kecuali alasan
sakit/.musafir.atau
banjir/adanya badai
dsb.tetapi kalau anda
sudah terlanjur
melakukannya karna
ketidak tahuan,
insyaAlloh di maafkan.
wallohu'alam

Senin, 27 Desember 2010

BAGAIMANA PENJELASAN DOA QUNUT.??

hadits yang diriwayatkan
oleh Sahabat Anas bin
Malik bahwa Rasulullah
SAW senantiasa membaca
qunut dalam shalat subuh
sampai beliau
meninggalkan dunia.
Hadits ini telah
diriwayatkan oleh: Imam
Ahmad[1], ‘Abdurrazzaq
[2], Ibnu Abi Syaibah[3],
secara ringkas, ath-
Thahawi[4], ad-
Daruquthni[5], al-Hakim,
dalam kitab al-Arba ’iin,
al-Baihaqi[6], al-Baghawi
[7], Ibnul Jauzi[8].
:"Allahummah dinii fiiman
hadayit, wa 'aafiinii
fiiman 'aafayit,
watawallanii fiiman
tawallayit, wa baariklii
fiimaa a'thayit, wa qinii
syarra maaqadhayit,
fainnaka taqdhii walaa
yuqdhaa 'alayika
wainnahu laayadzillu
maw waalayit walaa
ya'izzu man 'aadayit,
tabaarakta rabbanaa
wata'alayit laa manjaa
minka illaa ilayika".
"Artinya : Ya Allah
tunjukilah aku pada
orang yang engkau
tunjuki dan berilah aku
afiat pada orang yang
Engkau beri afiat.
Serahkanlah aku pada
orang yang berwali
kepada-Mu, berilah aku
berkah pada apa yang
Engkau berikan
kepadaku, lindungilah
aku dari keburukan yang
Engkau tetapkan, karena
Engkau menetapkan, dan
tidak ada yang
menetapkan untukku.
Dan sesungguhnya tidak
akan hina orang yang
berwali kepada-Mu, dan
tidak akan mulia orang
yang memusuhi-Mu,
Engkau penuh berkah,
Wahai Rabb kami dan
kedudukan-Mu sangat
tinggi, tidak ada tempat
berlindung kecuali
kepada-Mu".
“Yang ditinggalkan oleh
Rasulullah itu bukan
qunut sebagaimana yang
diamalkan oleh mayoritas
ummat Islam saat ini,
akan tetapi qunut subuh
yang meminta
kebinasaan kaum Bani
Salim yang telah
membunuh 70
sahabatnya, ”
do’a qunut yang telah
diamalkan oleh ummat
Islam saat ini bukan
dikategorikan bid ’ah
sebagaimana yang
dikatakan oleh
sekelompok anti qunut,
karena Rasulullah sendiri
melaksanakan hingga
wafat. "Mayoritas ummat
Islam mengamalkannya
karena hal tersebut
merupakan sunnah
Rasulullah,"
Bahwa doa qunut dalam
sholat witir (di bulan
Ramadhan, red)
diperbolehkan dilakukan
semua sepanjang tahun.
[Ishaq bin Rahawaih
memilih qunut (witir)
dilaksanakan sepanjang
tahun, simak Mukhtasar
Qiyamullail 125, lihat juga
kitab at-Tarjih fii
Masaailil Thaharah was
Shalah oleh DR.
Muhammad bin 'Umar
Bazmul hal 362-385. Dan
kata
Ma'mar:"Sesungguhnya
aku qunut witir
sepanjang tahun kecuali
awal Ramadhan sampai
dengan pertengahan saya
tidak qunut, demikian
juga dikalukan oleh
Hasan al-Bahsri, ia
menyebutkan dari
Qatadah dan lainnya.
Lihat Mushannaf
'Abdurrazzaq 3/120
dengan sanad yang
shahih. Serta Dari
Ibrahim an-Nakha'i telah
berkata 'Abdullah:"ia
tidak pernah qunut
Shubuh sepanjang tahun
dan ia qunut witir setiap
malam sebelum ruku'."
Kata Abu Bakar Ibnu Abi
Syaibah:"Ini atsar yang
kami pegang. HR Ibnu Abi
Syaibah 2/305-306 atau
2/205 ]“.
[Dari 'Amr dari Hasan,
bahwasanya 'Umar
radiyallaahu 'anhu
menyuruh Ubay
radiyallaahu 'anhu
mengimami shalat
tarawih pd bulan
Ramadhan, dan beliau
menyuruh Ubay
radiyallaahu 'anhu untuk
melakukan qunut pada
pertengahan Ramadhan
mulai malam 16
Ramadhan. HR Ibnu Abi
Syaibah 2/205 no.10]
wallohu'alam

KENAPA SHOLAT HARUS MEMAKAI BAHASA ARAB.??

Gagasan untuk mengubah
bacaan shalat dan Al-
Qur'an ke dalam bahasa
lokal sebenarnya sudah
didengungkan sejak
dahulu, dengan bantuan
intensif dari kerajaan
media massa Yahudi.
Pelopornya adalah para
pemimpin Turki yang
meruntuhkan
kekhalifahan Utsmaniyah.
Salah satu 'karya' mereka
adalah dengan
dilantunkannya adzan
dalam bahasa lokal, yaitu
bahasa Turki. Menurut
kaum nasionalis, kalau
masih menggunakan
bahasa non-Turki, maka
kesannya tidak cinta
tanah air.
Pertanyaan yang harus
diajukan adalah :
"Mengapa harus bahasa
Arab?". Kalau belum bisa
menjawabnya, bolehlah
mengubah pertanyaan ini
menjadi : "Apa yang akan
terjadi kalau diganti ke
dalam bahasa lain?".
Kalau ada yang bilang
bahwa semua bahasa itu
sama, maka orang itu
pasti mendapat nilai
kurang dalam bahasa
Inggris (atau bahasa
asing lainnya). Semua
orang yang menguasai
dua bahasa atau lebih
pasti tahu persis bahwa
setiap bahasa memiliki
karakternya masing-
masing, sebagaimana
setiap bangsa pun
memiliki karakternya
masing-masing. Bahkan di
antara dua suku yang
berbeda di negara yang
sama pun memiliki
karakter yang berbeda-
beda.
Perbedaan yang paling
mencolok adalah pada
proses penyusunan
kalimatnya. Bahasa
Inggris disusun dalam
berbagai tenses. Cara
kita merangkai kalimat
yang menggambarkan
kejadian di masa lalu
berbeda dengan kejadian
yang terjadi setiap hari.
Dalam bahasa Indonesia,
keterangan mengenai
waktu cukup ditunjukkan
dengan beberapa kata
tambahan saja. Misalnya,
untuk menceritakan
kejadian kemarin, kita
tinggal menyisipkan kata
"kemarin" pada tempat
yang cocok. Predikatnya
sendiri tidak berubah
sedikit pun.
Bahasa Perancis memiliki
tabiat yang berbeda.
Setiap benda memiliki
sifat yang 'feminin' dan
'maskulin'. Kata-kata
yang 'feminin'
diperlakukan berbeda
dengan kata-kata yang
bersifat 'maskulin'.
Perbedaan status ini
menyebabkan terjadinya
perubahan dalam
kalimat.
Perbedaan lain yang
cukup jelas adalah pada
ragam kata dalam
bahasa. Terkadang suatu
kata dalam bahasa
tertentu tidak bisa
dengan mudah
diterjemahkan ke dalam
bahasa lain. Kata
"accept" dan "receive"
dalam bahasa Inggris
sama-sama
diterjemahkan sebagai
"menerima" dalam
bahasa Indonesia.
Kenyataannya, kedua
kata ini jelas berbeda.
1. I accepted the
invitation.
2. I received the
invitation.
Pada kalimat pertama,
artinya adalah "Saya
menerima dengan senang
hati undangan tersebut
dan kemungkinan besar
akan hadir." Kalimat
kedua - yang
menggunakan kata
"receive" - bermakna
"Saya telah menerima
surat undangan
tersebut." Masalah surat
tersebut diterima dengan
senang hati atau dengan
bersungut-sungut sama
sekali tidak terlihat dari
kalimat ini. Kalimat ini
juga bersifat netral tanpa
menunjukkan keputusan
si penerima surat
undangan, apakah akan
menghadiri undangan
tersebut atau tidak.
Perbedaan satu kata saja
bisa mengakibatkan
banyak perbedaan. Inilah
perbedaan yang amat
mencolok antara sistem
bahasa Inggris dengan
sistem bahasa Indonesia.
Bagaimana dengan
bahasa Arab?
Bahasa Arab bahkan lebih
rumit lagi. Dalam bahasa
Arab, dikenal sistem
tunggal, ganda dan
jamak. Selain itu, subjek
laki-laki, perempuan atau
kumpulan dari laki-laki
dan perempuan juga
dibedakan. Dalam bahasa
Indonesia, kita akan
temui sistem sebagai
berikut :
1. Saya
2. Kamu
3. Dia
4. Kita
5.Kami
6. Kalian
7.Mereka
Dalam bahasa Arab,
sistem yang muncul akan
lebih rumit lagi karena
adanya aturan-aturan di
atas. Sistem tersebut
adalah sebagai berikut :
1. "Ana" ---> Saya
2."Anta" ---> Kamu
(untuk laki-laki)
3."Anti" ---> Kamu (untuk
perempuan)
4."Huwa" ---> Dia (untuk
laki-laki)
5."Hiya" ---> Dia (untuk
perempuan)
6. "Antum" ---> Kalian
(untuk laki-laki)
7."Antunna" ---> Kalian
(untuk perempuan)
8. dan seterusnya...
Jadi, kalau kita jumpai
kata "kalian" dalam
bahasa Arab, belum tentu
hal tersebut merujuk
pada subjek yang sama.
Kita perlu meneliti
pilihan katanya. Apakah
dia bermaksud merujuk
pada sekumpulan orang
laki-laki ataukah
perempuan?
Contoh lain adalah pada
kata-kata "Rabb" dan
"Ilaah". Keduanya sama-
sama diterjemahkan
sebagai kata "Tuhan"
dalam bahasa Indonesia.
Pada kenyataannya,
penerjemahan seperti ini
sangatlah tidak tepat.
Meskipun "Rabb" dan
"Ilaah" memang sama-
sama merujuk pada Allah
SWT, namun kesan yang
disampaikannya sangat
berbeda. Kata "Rabb"
bermakna "pemelihara,
pendidik, pembangun"
dan segala hal yang
bermakna kasih sayang
dan peningkatan. Kata
"Ilaah" memiliki makna
yang sama sekali
berbeda, yaitu
menggambarkan
absolutisme kekuasaan
Allah. Kata ini bermakna
"yang diharapkan, yang
dicintai, yang ditakuti
dan yang ditaati".
Dengan menyebut kata
"Ilaah", kesan yang
didapat adalah
ketergantungan manusia
kepada-Nya.
Pemakaian kata "Rabb"
dan "Ilaah" pun jelas
berbeda. "Alhamdulillaahi
rabbil 'aalamiin" artinya
"Segala puji bagi Allah,
Rabb seluruh alam".
Kalimat ini adalah
kalimat pujian, sebuah
ungkapan takjub atas
keindahan perbuatan
Allah, sekaligus rasa
terima kasih dari hati
yang terdalam atas
segala kebaikan yang
telah Allah berikan.
Kalimat ini jelas cocok
bila menggunakan kata
"Rabb", karena sesuai
dengan maknanya. Di sisi
lain, ketika menyatakan
keislamannya, setiap
orang diwajibkan
mengucapkan
"Asyhaduan laa ilaaha
illallaah.." yang artinya
"Aku bersaksi
bahwasanya tiada Ilaah
selain Allah". Pengakuan
keislaman seseorang
tentu diucapkan dengan
sebuah kebanggaan dan
keyakinan yang amat
tinggi atas kebenaran
kata-katanya. Secara
tegas, ia menyatakan
bahwa tidak ada lagi
sandaran hidupnya
kecuali Allah. Karena itu,
digunakanlah kata
"Ilaah", karena memang
pas dengan kesan yang
dimunculkan oleh kalimat
ini.
Keputusan Allah untuk
menurunkan Al-Qur'an
dengan satu bahasa saja
sangatlah tepat, dan
keputusan-Nya untuk
memilih bahasa Arab
sebagai bahasa Al-Qur'an
pun sangat tepat. Kalau
Al-Qur'an bebas ditulis
dalam segala bahasa,
maka akan terjadi
kebingungan, karena
bagaimana pun, setiap
bahasa berbeda-beda
tabiatnya walaupun
ketika menggambarkan
sebuah hal yang sama.
Meski demikian, bukan
berarti Al-Qur'an tidak
boleh diterjemahkan.
Terjemahan Al-Qur'an
jelas dibutuhkan oleh
orang-orang awam yang
belum menguasai bahasa
Arab. Tapi harus diingat
bahwa yang disebut Al-
Qur'an adalah wahyu
Allah yang diturunkan
dalam bahasa Arab,
bukan terjemahannya.
maka jelas bahwa
masalah yang terjadi
adalah karena tidak
memahami bahasa Arab.
Karena ia tidak
memahami bahasa Arab,
lantas seluruh shalat
harus diucapkan dalam
bahasa Indonesia. Buruk
muka, cermin pun
dibelah. Diri sendiri yang
kekurangan, mengapa
sistem yang harus
diubah? Kalau kita tidak
bisa membaca, apakah
orang lain tidak boleh
menulis? Ini bukanlah
sikap seorang Muslim
sejati. Kalau kita
menyadari kekurangan
diri sendiri, maka kita
harus memperbaikinya.
Sangatlah tidak
beralasan jika dikatakan
bahwa ia tidak mengerti
arti dari bacaan
shalatnya. disinilah
dituntut kita untuk
mempelajarinya.
Bagaimanakah nasib
kitab Bible yang disalin
secara bebas ke dalam
berbagai bahasa? Adakah
perubahan makna terjadi
dalam proses penyalinan
tersebut? Entahlah. Saya
rasa mereka lebih tahu.
13 September jam 15:10 ·
Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam “Bacalah dengan
(menyebut) nama
Rabbmu Yang
menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia
dengan segumpal darah.
Bacalah, dan Rabbmulah
Yang Paling Pemurah,
Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya ” (Qs.
Al-Alaq 1-5).
Jika dikritisi secara jujur,
sebenarnya wahyu Allah
yang diturunkan pertama
kali kepada Nabi Muham­ ­
mad adalah surat Al-‘Alaq
1-5 yang diawali dengan
perintah “iqra” (bacalah).
Karena Rasulullah itu
ummi (buta huruf), maka
beliau menjawab, “ma
ana bi qari” (aku tidak
bisa membaca).
Wahyu pertama di gua
Hira ini telah diramalkan
jauh sebelumnya dalam
kitab-kitab suci
terdahulu.
“Dan apabila kitab itu
diberikan kepada seorang
yang tidak dapat
membaca dengan
mengatakan: “Baiklah
baca ini,” maka ia akan
menjawab: “Aku tidak
dapat membaca” (Yesaya
29: 12).
Ramalan tentang
“ seorang yang tidak
dapat membaca” pada
ayat tersebut sangat
tepat bila ditujukan
kepada Nabi Muhammad,
karena beliau adalah nabi
yang ummi (tidak bisa
membaca). Allah
menegaskan dalam Al-
Qur`an:
“ Katakanlah: Hai
manusia, sesungguhnya
aku adalah utusan Allah
kepadamu semua, yaitu
Allah yang mempunyai
kerajaan langit dan bumi;
tidak ada Ilah (yang
berhak disembah) selain
Dia, yang menghidupkan
dan yang mematikan,
maka berimanlah kamu
kepada Allah dan Rasul-
Nya, Nabi yang ummi
yang beriman kepada
Allah dan kepada
kalimat-kalimat-Nya
(kitab-kitab-Nya) dan
ikutilah dia, supaya kamu
mendapat petunjuk ” (Qs.
Al-A’raf 158).
Wahyu Allah pertama
sampai terakhir yang
disampaikan kepada Rasu­
lullah itu telah dibukukan
dalam sebuah mushaf Al-
Qur ‘an. Penataletakan
ayat-ayat Al-Qur’an itu
sendiri tidak berdasarkan
urutan turunnya wahyu.
Wahyu pertama tidak
menempati halaman
pertama Al-Qur ‘an,
karena halaman pertama
Al-Qur ’an adalah surat Al-
Fatihah. Demikian pula
wahyu terakhir Al-Qur ’an
tidak menempati
halaman terakhir Al-
Qur ‘an. Karena halaman
terakhir Al-Qur’an adalah
surat An-Nas. Penata­
letakan wahyu Allah yang
turun berangsur-angsur
ini sesuai dengan
perintah Allah SWT. Hal
ini pun sesuai dengan
ramalan kitab suci
terdahulu:
“ Sebab harus ini harus
itu, mesti begini mesti
begitu, tambah ini,
tambah itu !” Sungguh,
oleh orang-orang yang
berlogat ganjil dan oleh
orang-orang yang
berbahasa asing akan
berbicara kepada bangsa
ini ” (Yesaya 28: 10-11).
Kalimat “mesti begini
mesti begitu, tambah ini,
tambah itu ” pada ayat di
atas menunjukkan bahwa
ayat-ayat Al-Qur`an
diturunkan secara
berangsur-angsur dan
tata letaknya diatur pula
oleh Allah.
“Berlogat ganjil,”
maksudnya berlogat
(berbahasa) asing, yaitu
selain bahasa Aram atau
Ibrani, karena bahasa
yang tak asing dalam
kitab-kitab terdahulu
adalah bahasa Ibrani atau
Aram, sebab nabi-nabi
sebelum Muhammad
berasal dari kalangan
Bani Israel yang
berbahasa Ibrani atau
Aram.
Bahasa Al-Qur’an benar-
benar berlogat ganjil bagi
bani Israel. Bahkan bagi
bangsa Arab sendiri,
ketika Al-Qur ’an
diwahyukan kepada Nabi
Muhammad, orang-orang
kafir menuduh Al-Qur ’an
sebagai bahasa Ajam
(asing).
“ Dan sesungguhnya Kami
mengetahui bahwa
mereka berkata:
Sesungguhnya Al-Qur`an
itu diajarkan oleh
seorang manusia kepada­
nya (Muhammad).
Padahal bahasa orang
yang mereka tuduhkan
(bahwa) Muhammad
belajar kepadanya
bahasa Ajam, sedang Al-
Qur`an adalah dalam
bahasa Arab yang
terang ” (Qs. An-Nahl 103).
“Orang-orang yang
berbahasa asing akan
berbicara kepada bangsa
ini ” maksudnya bahasa
asing (berlogat ganjil)
yaitu bahasa Arab akan
dipakai oleh seluruh
bangsa asing (non Arab).
Terbukti, umat Muslim
seluruh dunia memakai
satu bahasa yaitu bahasa
Arab dalam berdoa dan
beribadah kepada Allah,
ketika syahadat, shalat,
haji, membaca kitab suci
Al-Qur ’an dan meng­
ucapkan salam kepada
sesama Muslim.
Bahasa Arab sebagai
persatuan umat Muslim
sedunia ini pun telah
diramalkan dalam kitab
suci terdahulu:
“ Tetapi sesudah itu Aku
akan memberikan bibir
lain kepada bangsa-
bangsa, yakni bibir yang
bersih, supaya
sekaliannya mereka
memanggil nama Tuhan,
beribadah kepada-Nya
dengan bahu-
membahu ” (Zefanya 3: 9).
Demikian hebatnya Al-
Qur ‘anul Karim, sehingga
para nabi sebelum
Muhammad SAW telah
mengenalnya melalui
nubuatan atau ramalan
dalam kitab-kitab suci
terdahulu. Pengenalan
para nabi terdahulu
terhadap Al-Qur ’an itu
sejalan dengan
pengenalan mereka
terhadap sosok Nabi
Muhammad SAW, sesuai
dengan firman Allah SWT:
“ Orang-orang (Yahudi
dan Nasrani) yang telah
Kami beri Al-Kitab
(Taurat dan Injil)
mengenal Muhammad
seperti mereka mengenal
anak-anaknya sendiri.
Dan sesungguhnya
sebagian di antara
mereka menyembunyikan
kebenaran, padahal
mereka mengetahui ” (Qs.
Al-Baqarah 146).

BAGAIMANA DENGAN ORANG YG TIDAK MENDENGAR ADZAN DI MASA ROSUL.??

Hukum Adzan
Adzan adalah suatu
ibadah yang hukumnya
wajib kifayah, karena
Nabi memerintahkan
pelaksanaannya dalam
beberapa hadits, dan
selalu melaksanakannya
dalam keadaan bermukim
maupun bepergian
(safar). Jika salah seorang
dari kaum muslimin sudah
melaksanakannya,
gugurlah kewajiban
muslim yang lainnya.
Rosululloh shollallohu
‘ alaihi wa sallam
bersabda kepada Malik
bin Huwairist, “Jika telah
datang waktu sholat,
hendaknya salah seorang
di antara kalian
mengumandangkan
adzan. ” (HR. Bukhori-
Muslim). Kewajiban ini
berlaku untuk orang yang
sedang mukim di suatu
tempat ataupun orang
yang sedang bepergian
(musafir).
Keutamaan Adzan
(a). Sebab terampuninya
dosa. Dari Uqbah bin
Amir, Rosululloh
bersabda, “Rabb-mu
merasa takjub terhadap
seorang penggembala
kambing di puncak
gunung, dia adzan dan
sholat. Maka Allah
berfirman, ’Lihatlah
hambaKu ini, dia
mengumandangkan adzan
dan sholat karena takut
kepadaKu. Sungguh Aku
telah mengampuni
hambaKu dan Aku
memasukkannya ke
surga ” {HR. Abu Dawud,
dishohihkan Syaikh Al
Albani} (b). Setan lari
terbirit-birit ketika
mendengar adzan. Abu
Hurairah berkata,
Rosululloh
bersabda,”Apabila adzan
dikumandangkan, setan
lari terkentut-kentut
sehingga dia tidak
mendengarkan adzan.
Apabila adzan telah
selesai, dia (setan)
datang mengganggu
seorang dalam hatinya,
dia
membisikkan, ’Ingatlah ini
dan ingatlah itu, suatu
hal yang tidak teringat
sebelumnya, hingga
seorang hamba tidak
mengetahui lagi berapa
rokaat dia sholat. ” {HR.
Bukhori dan Muslim} (c).
Doa setelah adzan adalah
mustajab. Dari Anas bin
Malik, Rosululloh
bersabda, ”Doa antara
adzan dan iqomah tidak
tertolak
(mustajab). ” {HR. Abu
Dawud, dishohihkan
Syaikh Al Albani} (d). Para
muadzin merupakan
orang yang paling
panjang lehernya di hari
kiamat. Dari Muawiyah,
beliau berkata,”Saya
mendengar Rosululloh
bersabda, ’Para muadzin
adalah manusia yang
paling panjang lehernya
pada hari kiamat. ” {HR.
Muslim}. Hal ini
menunjukkan tentang
keutamaan dan
kemuliaan mereka
dibandingkan dengan
yang lainnya pada hari
kiamat.
memang yang menjadi
muadzin rosululloh. tapi
yang tak bersama
rosululloh siapa saja
boleh menjadi
muadzin.justru pada saat
masuk waktu sholat baru
azan di
kumandangkan.itu tanda
masuk waktu sholat

BAGAIMANA ROSUL SHOLAT TEPAT WAKTU SEBELUM ADA JAM.??

Dari sudut pandang
Fiqkih waktu shalat
fardhu seperti dinyatakan
di dalam kitab-kitab fiqih
adalah sebagi berikut :
Waktu Subuh Waktunya
diawali saat Fajar Shiddiq
sampai matahari terbit
(syuruk). Fajar Shiddiq
ialah terlihatnya cahaya
putih yang melintang
mengikut garis lintang
ufuk di sebelah Timur
akibat pantulan cahaya
matahari oleh atmosfer.
Menjelang pagi hari, fajar
ditandai dengan adanya
cahaya samar yang
menjulang tinggi
(vertikal) di horizon
Timur yang disebut Fajar
Kidzib atau Fajar Semu
yang terjadi akibat
pantulan cahaya
matahari oleh debu
partikel antar planet
yang terletak antara
Bumi dan Mars .
Beberapa menit
kemudian cahaya ini
seolah menyebar di
cakrawala secara
horizontal, dan inilah
dinamakan Fajar Shiddiq.
Secara astronomis Subuh
dimulai saat kedudukan
matahari ( s° ) sebesar
18° di bawah horizon
Timur sampai sebelum
piringan atas matahari
menyentuh horizon yang
terlihat (ufuk Mar'i /
visible horizon). Di
Indonesia khususnya
Departemen Agama
menganut kriteria sudut
s=20° dengan alasan
kepekaan mata manusia
lebih tinggi saat pagi hari
karena perubahan terjadi
dari gelap ke terang.
Waktu Zuhur Disebut
juga waktu Istiwa
(zawaal) terjadi ketika
matahari berada di titik
tertinggi. Istiwa juga
dikenal dengan sebutan
Tengah Hari (midday/
noon). Pada saat Istiwa,
mengerjakan ibadah
shalat (baik wajib
maupun sunnah) adalah
haram. Waktu Zuhur tiba
sesaat setelah Istiwa,
yakni ketika matahari
telah condong ke arah
Barat. Waktu tengah hari
dapat dilihat pada
almanak astronomi atau
dihitung dengan
menggunakan algoritma
tertentu. Secara
astronomis, waktu Zuhur
dimulai ketika tepi
piringan matahari telah
keluar dari garis zenith,
yakni garis yang
menghubungkan antara
pengamat dengan pusat
letak matahari ketika
berada di titik tertinggi
(Istiwa). Secara teoretis,
antara Istiwa dengan
masuknya Zuhur ( z° )
membutuhkan waktu 2
menit, dan untuk faktor
keamanan biasanya pada
jadwal shalat waktu
Zuhur adalah 4 menit
setelah Istiwa terjadi
atau z=1°.
Waktu Ashar Menurut
Mazhab Syafi'i, Maliki,
dan Hambali, waktu
Ashar diawali jika
panjang bayang-bayang
benda melebihi panjang
benda itu sendiri.
Sementara Madzab Imam
Hanafi mendefinisikan
waktu Ashar jika panjang
bayang-bayang benda
dua kali melebihi panjang
benda itu sendiri. Waktu
Ashar dapat dihitung
dengan algoritma
tertentu yang
menggunakan
trigonometri tiga
dimensi. Secara
astronomis ketinggian
matahari saat awal
waktu Ashar dapat
bervariasi tergantung
posisi gerak tahunan
matahari/gerak musim.
Di Indonesia khususnya
Departemen Agama
menganut kriteria waktu
Ashar adalah saat
panjang bayangan =
panjang benda + panjang
bayangan saat istiwa.
Dengan demikian
besarnya sudut tinggi
matahari waktu Ashar ( a
° ) bervariasi dari hari ke
hari.
Waktu Maghrib Diawali
saat matahari terbenam
di ufuk sampai hilangnya
cahaya merah di langit
Barat. Secara astronomis
waktu maghrib dimulai
saat seluruh piringan
matahari masuk ke
horizon yang terlihat
(ufuk Mar'i / visible
horizon) sampai waktu
Isya yaitu saat kedudukan
matahari sebesar i° di
bawah horizon Barat. Di
Indonesia khususnya
Departemen Agama
menganut kriteria sudut
i=18° di bawah horison
Barat.
Waktu ‘Isya Diawali
dengan hilangnya cahaya
merah (syafaq) di langit
Barat, hingga terbitnya
Fajar Shiddiq di Langit
Timur. Secara astronomis,
waktu Isya merupakan
kebalikan dari waktu
Subuh yaitu dimulai saat
kedudukan matahari
sebesar i° di bawah
horizon Barat sampai
sebelum posisi matahari
sebesar s° di bawah
horizon Timur.
Waktu Imsak adalah awal
waktu berpuasa. Diawali
10 menit sebelum Waktu
Subuh dan berakhir saat
Waktu Subuh. Ijtihad 10
menit adalah perkiraan
waktu saat Rasulullah
membaca Al Qur'an
sebanyak 50 ayat waktu
itu.
Demi menjaga
"keamanan" terhadap
jadwal waktu shalat yang
biasanya diberlakukan
untuk suatu kawasan
tertentu, maka dalam hal
ini setiap awal waktu
shalat menggunakan
kaidah "ihtiyati" yaitu
menambahkan beberapa
menit dari waktu yang
sebenarnya. Besarnya
ihtiyai ini biasanya
ditambahkan 2 menit di
awal waktu shalat dan
dikurangkan 2 menit
sebelum akhir waktu
shalat.
Akibat pergerakan semu
matahari 23,5° ke Utara
dan 23,5° ke Selatan
selama periode 1 tahun,
waktu-waktu tersebut
bergesar dari hari-kehari.
Akibatnya saat waktu
shalat juga mengalami
perubahan. oleh sebab
itulah jadwal waktu
shalat disusun untuk
kurun waktu selama 1
tahun dan dapat
dipergunakan lagi pada
tahun berikutnya. Selain
itu posisi atau letak
geografis serta
ketinggian tempat juga
mempengaruhi kondisi-
kondisi tersebut di atas.

APAKAH PARA NABI TERDAHULU MENGERJAKAN SHOLAT.??

Sejauh ini, berbagai
literatur sejarah Islam,
tidak ditemukan satupun
penjelasan yang
menyebutkan bahwa (Isa
Al Maseh) pernah
melakukan sujud (sholat)
kepada Allah SWT.
Barangkali peristiwa itu
ada, namun informasi itu
belum sampai ke saya
dan mungkin juga anda?
Yang jelas, adalah Isa Al
Maseh. Salah satu Nabi
yang termasuk sebagai
ulul azmi, sebagai mana
Nabi Nuh, Nabi Ibrahim,
Nabi Musa dan
Muhammad SAW. Kelima
Nabi tersebut memiliki
pengaruh dalam sejarah
pembentukan peradaban
ummat manusia.
Lebih jauh, di dalam
riwayat yang bersumber
dari Ahlul Bait as,
disebutkan bahwa Allah
SWT telah mengutus
sebanyak 124.000 Nabi.
Mulai dari Nabi Adam As
hingga Nabi Muhammad
SAW. Angka ini
terkonfirmasi melalui
penyebutan nama-nama
yang termuat dalam
berbagai kitab agama
Samawi: Al Qur ’an, Injil,
Zabur, Taurat dan
lainnya.
Selain itu, referensi Ahlul
Bait As, menjelaskan
sebagian dari ribuan Nabi
dimaksud, sekitar 313
Nabi mencapai derajat
ar-risalah (kerasulan).
Sementara sisanya
menempati posisi sebagai
Nabi dalam pengertian
memiliki sifat: an-nadzir
atau al-mundzir (pemberi
ancaman), al-basyir atau
al-mubasysyir (pemberi
harapan). Dan mereka
termasuk as-shalihin
(orang-orang soleh) dan
al-mukhlashin (orang-
orang yang dituluskan
oleh Allah)… baca
Lebih khusus tentang
“ Nabi isa” atau terkenal
dalam oleh Al Qur’an
dengan penyebutan Isa
ibnu Maryam, memiliki
keistimewaan tersendiri.
Namanya disebutkan
sebanyak kurang lebih 25
kali, dan Ia mendapat
gelar dari Allah dengan
julukan Ruh Allah (roh
kudus). Sebuah gelar
yang menjelaskan
tentang peristiwa
pengangkatannya
sebagai utusan Allah,
akibat dari penolakan
dan upaya pembunuhan
atas dirinya yang
dilakukan oleh Bani Israil.
Kewajiban puasa bukan
hanya diberikan kepada
Ummat Nabi Muhammad
Saw saja tapi dari ummat
sebelum dibangkitkannya
Nabi Muhammad Saw pun
sudah ada perintah
berpuasa seperti Firman
Allah Swt mengatakan :
Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu
bertakwa ( Al Baqarah
183 ).
15 September jam 16:08 ·
Suka · Hapus
Missy Elle satu gy
pa'ustad..
bgmna mereka
melakukan ibadah'y?
sedangka solat saja
mereka belum tahu..
apakah kitab suci
sebelum alQuranul karim
berbahasa arab??
terima kasih p'ustad atas
p'cerahan'y..
15 September jam 22:06 ·
Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Taurat (Torah)
Taurat adalah tulisan
berbahasa Ibrani,
berisikan syariat (hukum)
dan kepercayaan yang
benar dan diturunkan
melalui Musa. Isi pokok
Taurat adalah 10 firman
Allah bagi bangsa Israel.
Selain itu, Taurat
berisikan tentang sejarah
nabi-nabi terdahulu
hingga Musa dan
kumpulan hukum.
“ (Tuhan Allah) telah
menurunkan kitab
kepadamu dengan
sebenarnya;
membenarkan kitab yang
terdahulu dari padanya,
lagi menurunkan Taurat
dan Injil. ”—(Ali Imran: 3)
[sunting] Zabur (Mazmur)
Zabur berisi mazmur
(nyanyian pujian bagi
Allah) yang dibawakan
melalui Daud yang
berbahasa Qibti. Kitab ini
tidak mengandung
syariat, karena Daud
diperintahkan untuk
meneruskan syariat yang
telah dibawa oleh Musa.
“ Dan kami telah
memberi kitab zabur
kepada Nabi Dawud. ”
—(An-Nisa; 163)
Injil pertama kali ditulis
menggunakan bahasa
Suryani melalui murid-
murid Isa untuk bangsa
Israel sebagai penggenap
ajaran Musa. Kata Injil
sendiri berasal dari
bahasa Yunani yaitu
euangelion yang berarti
"kabar gembira". Injil-
injil tidak mempunyai
pembahasan sistematis
mengenai satu tema atau
tema-tema tertentu,[3]
meskipun di dalamnya
banyak membahas hal
kerajaan Surga. Injil yang
ada saat ini mengandung
firman Allah dan riwayat
Isa, yang semuanya ditulis
oleh generasi setelah Isa.
“ Dan Kami iringkan jejak
mereka (nabi nabi Bani
Israil) dengan 'Isa putera
Maryam, membenarkan
Kitab yang sebelumnya,
yaitu: Taurat. Dan Kami
telah memberikan
kepadanya Kitab Injil
sedang didalamnya (ada)
petunjuk dan dan cahaya
(yang menerangi), dan
membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu Kitab
Taurat. Dan menjadi
petunjuk serta
pengajaran untuk orang-
orang yang bertakwa.
”( Al-Maa`idah 5:46)
Al-Qur`an merupakan
kumpulan firman yang
diberikan Allah sebagai
satu kesatuan kitab
sebagai pedoman hidup
bagi seluruh umat
muslim. Menurut syariat
Islam, kitab ini
dinyatakan sebagai kitab
yang tidak ada keraguan
di dalamnya, selalu
terjaga dari kesalahan,
dan merupakan tuntunan
membentuk ketaqwaan
manusia.
“ Pada bulan Ramadhan
yang didalamnya
diturunkan Al-Qur’an
sebagai petunjuk bagi
manusia. ”—(Al-Baqarah:
185)
Tampilan Al-Qur`an
dianggap unik, karena
berupa prosa berirama,
puisi epik, dan simfoni
dalam keterpaduan teks
yang indah. Isi Al-Qur`an
juga dianggap unik,
berupa paduan filsafat
semesta, catatan sejarah,
peringatan-peringatan
dan hiburan, dasar-dasar
hukum, serta doa-doa.
Bagi umat Islam, tidak
disyariatkan untuk
mempelajari isi Taurat,
Zabur, dan Injil yang ada
saat ini, karena menurut
ajaran Islam, dianggap
telah mengandung
berbagai tafsiran yang
tidak benar[4] dan
karena isi kesemua kitab
yang masih diperlukan,
telah dimasukkan ke
dalam kitab Al-Qur`an.
Namun tidak diperlukan
juga upaya untuk
menyerang atau
menyalah-nyalahkan isi
Taurat, Zabur, atau Injil,
karena terdapat ayat-
ayat Allah di dalamnya.
[sunting] Semua kitab
turun pada bulan
Ramadhan
Menurut sumber
berdasarkan hadits
shahih dari Imam Ahmad,
kesemua kitab-kitab suci
tersebut turun pada
bulan Ramadhan, shuhuf
Ibrahim turun pada awal
malam pertama bulan
Ramadhan, Taurat turun
pada hari keenam bulan
Ramadhan dan Injil pada
hari ketiga belas dari
Ramadhan.[5] Al-Qur’an
diturunkan pada bulan
Ramadhan berdasarkan
pada salah satu surah
didalam Al Qur'an yang
berbunyi,
“ Bulan Ramadhan yang
diturunkan di dalamnya
Al-Qur ’an, sebagai
petunjuk bagi manusia
dan penjelasan atas
petunjuk itu, serta
pemisah antara haq dan
batil. ”(Al Baqarah 2:185)
Ibnu Katsir mengatakan
bahwa Allah menyanjung
bulan Ramadhan diatas
bulan-bulan yang lain,
yaitu dengan memilihnya
sebagai bulan dimana
kesemua kitab-kitab suci
diturunkan di dalamnya.
16 September jam 3:25 ·
Suka · Hapus
Missy Elle satu lg
p'ustad..
apakah dr kesemua kitab
sblm alqur'an tsb msh ada
yg asli'y??
16 September jam 10:23 ·
Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Kitab diturunkan
pada Nabi Isa a.s dalam
bahasa Yahudi Kuno
(Ibrani)
Kitab pertama yang asli
telah dimusnahkan oleh
Paulus dari pihak Gereja
Pauline pada 325 M.
Semua naskah Injil yang
bertentangan dengan Injil
resmi kerajaan Romawi
saat itu dibakar. Siapa
saja yang memiliki
salinan naskah asli
dihukum mati.Kitab Injil
tertua saat ini ada dalam
bahasa Yunani Kuno,
bukan Yahudi kuno
(Ibrani).Inilah yang
menyebabkan kitab
tersebut mengandung
banyak pertentangan dan
perbedaan yang serius
dan nyata. Pengumpul-
pengumpul kitab tersebut
juga tidak hidup semasa
zaman Nabi Isa atau
tatkala Nabi Isa masih
hidup. Kebanyakan
mereka lahir selepas
20-40 tahun setelah
peristiwa pengangkatan
nabi isa..
Kitab Perjanjian Baru ini
baru ada semasa
persidangan Nicea pada
tahun 325 M di mana
semua ketua gereja
berkumpul untuk
menentukan kembali isi
kitab Injil.
Sejumlah 27 risalah saja
dari sekian banyak
risalah ditentukan
sebagai yang betul,
setelah itu 27 risalah ini
dijilidkan menjadi kitab
Perjanjian Baru.
Injil Matius
Nama Injil Matius diambil
dari nama pendeta
Matius dari gereja
Alexandria Mesir dalam
bahasa Hebrew.
Matius dipercayai
sebagai orang pertama
yang menghasilkan
risalah kandungan
sejarah.
Hasil karangan Matius ini
dikarang 20--27 tahun
setelah Nabi Isa tiada.
Bahkan kitab asli
karangan Matius sendiri
telah hilang, ini diakui
sendiri oleh umat
Kristian.
Setelah itu injil dalam
Bahasa Yunani dijumpai,
dan dikatakan sebagai
Injil karangan Matius.
Banyak tokoh Kristian
menolak pendapat bahwa
Injil ini merupakan
karangan Matius, tetapi
sebaliknya merupakan
karangan gurunya,
Petrus.
Injil Lukas
Injil Lukas diambil dari
nama pendeta Lukas dari
tahun 25--30 M.
Lukas juga tidak pernah
bertemu Nabi Isa.
Banyak tokoh Kristian
sendiri mengakui bahwa
Injil karangan Lukas
merupakan fakta palsu
yang bukan merupakan
ajaran Nabi Isa.
SebenarnyaLukas
mengarang injil ini
disebabkan tekanan
gereja waktu itu.Begitu
juga dengan Markus dan
Yahya. kesemuanya tidak
pernah hidup sezaman
dengan Nabi Isa.
Injil Yahya
Kitab Injil Yahya diambil
dari nama pendeta Yahya
atau lebih dikenal
sebagai Yohanes. Beliau
merupakan putera
saudara perempuan
Maryam yaitu ibu Nabi
Isa. Yahya mengarang
injilnya dalam bahasa
Yunani antara tahun
45--65 M.
Banyak pendeta
meragukan kandungan
Injil Yohanes ini.
Bahkan Encyclopedia
Britanica menegaskan
bahwa Injil yahya tidak
syak lagi di karang oleh
seorang mahasiswa
Institusi Iskandariah dan
bukannya karangan
Yahya.
Menurut perkiraan para
ahli sejarah, kitab Injil
yang masih asli belum
diikuti campur tangan
para pendeta, masih ada
hingga 325 M.
Setelah tahun 325 M,
kitab ini mulai dinodai
oleh Raja Konstantin Rom
pada Persidangan Nicea.
Karena semasa
persidangan ini terdapat
perdebatan dan
pertentangan pendapat
mengenai ketuhanan dan
kenabian Isa, perdebatan
dalam ajaran pokok,
akidahnya.
Satu pendapat (Golongan
Arius) mengatakan
bahwa Nabi Isa hanyalah
seorang manusia dan
Nabi yang membawa
ajaran agama dari Tuhan.
Satu pihak lagi
mengatakan bahwa Nabi
Isa ialah "anak Tuhan".
Dalam persidangan
Nicea, beberapa Doktrin
diperkenalkan,
diantaranya Doktrin
Trinitas dan Doktrin
Penebusan Dosa. Konsep
Trinitas sebenarnya telah
direka oleh Athanasius,
seorang pegawai Gereja
Mesir dari Iskandariah,
diterima oleh Majelis
Nicaea pada 325 M.
Konsep Trinity [KeEsaan
Tiga] ini serupa filsafat
Plato, kepercayaan
Yunani,Neo "Platonisme"
yang mempercayai "Tiga
Kekuatan".
Doktrin trinitas tertulari
kepercayaan Yunani kuno
ini. Trinity yang di
pelopori oleh Paulus
merupakan ajaran agama
Yunani- Romawi, yaitu
kerajaan yang berkuasa
di Rom pada masa itu.
Jadi paham trinitas dari
Katolik Roma atau pun
aliran kristen yang lain
jelas merupakan hasil
proses masuknya ajaran
lain dalam ajaran Isa, dan
bukannya ajaran asli Nabi
Isa sendiri
Mulai tahun 1582 di
Rheims, Bible
diterjemahkan dari
bahasa Latin berdasarkan
Bible Versi Tyndale. (Yang
digunakan Gereja Katolik
Rom) juga dikenali
sebagai Roman Katolik
Version. Ini merupakan
versi bible yang tertua
yang dikenal.
Versi penulisan ulang ini
kini dinamakan King
James Version (KJV) yaitu
dengan tidak
memasukkan 7 buku kecil
(bab). Versi ini
selanjutnya dirilis ulang
pada tahun 1881 dan
diperbaharui pada tahun
1952 dan 1971. kedua
Versi terakhir ini
dinamakan Revised
Standard Version (RSV).
Collin yaitu percetakan
yang mengeluarkan
Revised Standard Version
( RSV ) melaporkan
bahwa :
"Meskipun begitu, Versi
Raja James memiliki
cacatan-cacat yang
serius, dan cacat ini ada
terlalu banyak dan
terlalu serius sehingga
satu penulisan ulang
masih benar-benar
diperlukan."
Umat Kristian sendiri ada
yang secara jujur dan arif
mengakui bahwa Injil
telah dinodai oleh tangan
mereka sendiri.
16 September jam 14:51 ·
Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Taurat adalah kitab
yang diturunkan Allah
SWT kepada Nabi Musa
as. khusus bagi Bani Israil.
Dalam al-Qur ’an kita
mengetahui jika
kemudian bangsa ini lebih
condong kepada Samiri
dengan patung sapi
betina buatannya
ketimbang kepada Musa
a.s. Walau Musa a.s. telah
menolong mereka dari
kejaran Firaun dengan
balatentaranya, namun
Bani Israil tetap saja
mendurhakai Allah SWT.
Dari banyak buku sejarah
tentang Yahudi atau Bani
Israil, disebutkan jika
para tetua mereka, para
Rabbi Yahudi, telah
merusak dan bahkan
membuang Taurat dan
menggantikannya dengan
kitab Talmud yang
dikatakannya sebagai
perintah Tuhan Yahweh
yang tidak sempat
dicatat oleh Musa a.s.
Padahal Talmud
merupakan cerita-cerita
kosong, berbagai
kedustaan, dan hal-hal
yang sama sekali jauh
dari nilai-nilai kesucian,
bahkan mengandung
banyak pemujaan
terhadap ajaran iblis.
Sebab itu, para peneliti
Talmud, di antaranya
Prof. Ahmad Syarqawy
dari Mesir, menegaskan
jika Talmud merupakan
kitab hitam alias kitab
yang berasal dari ajaran
Lucifer, Sang Pengeran
Kegelapan.
Kitab Talmud merupakan
kitab iblis yang menjadi
cikal bakal keyakinan
Zionisme yang sangat
rasialis. Kitab ini sampai
sekarang menjadi buku
yang paling disucikan
oleh kaum Zionis-Yahudi.
Dalam peperangan
melawan Hizbullah tahun
2006, foto-foto para
tentara Israel yang
membaca Talmud
sembari menembakkan
meriam tersebar ke
mana-mana.
Sekarang, masih adakah
orang-orang Yahudi yang
masih memegang erat
Taurat sebagaimana
Taurat asli yang diterima
Nabi Musa a.s. dari Allah
SWT? Jawaban pastinya
sangat sulit. Karena
dewasa ini tidak ada satu
pun otoritas sejarawan
yang bisa menunjukkan
mana Taurat yang asli
dan mana Taurat yang
isinya sudah dirusak di
sana-sini oleh para Rabbi
Yahudi. Allah SWT sendiri
telah menjamin hanya
kitab suci al-Qur ’an yang
keasliannya dijaga hingga
akhir zaman. Hal ini
berarti kitab-kitab
lainnya sama sekali tidak
bisa dipastikan asli atau
tidak.
Terhadap Talmud dan
Zionisme, di Amerika dan
Inggris, juga di beberapa
negara Eropa, terdapat
komunitas Yahudi Neturei
Karta yang mengklaim
sebagai orang-orang
Yahudi yang masih
memegang erat Taurat
dan menganggap talmud
dan Zionisme sebagai
pengkhianatan terhadap
Taurat Musa. Komunitas
ini seringkali melakukan
aksi unjuk rasa
menentang kebiadaban
tentara Israel bersama-
sama dengan berbagai
elemen kemanusiaan
yang tersebar di berbagai
belahan dunia. Untuk
lebih memahami gerakan
Yahudi Neturei Karta,
bisa kita lihat di situs
resmi mereka
( www.nkusa.org) yang
mengklaim sebagai
“ Orthodox Jew United
Against Zionism”.
Juga ada orang-orang
berdarah Yahudi yang
telah meninggalkan
keyakinan Yahudi-nya
dan memeluk Islam,
seperti halnya Margareth
Marcus yang kini dikenal
sebagai Maryam Jamilah
yang tinggal di Amerika
dan menjadi salah satu
penulis garda terdepan
dalam dakwah Islam di
sana
16 September jam 15:02 ·
Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Ummat Islam
diharuskan beriman
kepada 4 kitab suci.
Yaitu:
* Kitab Zabur yang
diturunkan kepada Nabi
Dawud (salam kami
kepadamu wahai Nabi
Dawud).
* Kitab Taurat yang
diturunkan kepada Nabi
Musa (salam kami
kepadamu wahai Nabi
Musa).
* Kitab Injil yang
diturunkan kepada Nabi
Isa (salam kami
kepadamu wahai Nabi
Isa).
* Kitab Al-Qur’an yang
diturunkan kepada Nabi
Muhammad (sholawat
dan salam kami
kepadamu wahai Nabi
Muhammad).
wallohu'alam bisawab

SHOLAT DLUHA APAKAH HARUS DENGAN SURAT DLUHA ATAU BISA DENGAN LAINNYA.??

* “Barang siapa shalat
Dhuha 12 rakaat, Allah
akan membuatkan
untuknya istana
disurga ” (H.R. Tirmiji dan
Abu Majah)
* “Siapapun yang
melaksanakan shalat
dhuha dengan langgeng,
akan diampuni dosanya
oleh Allah, sekalipun dosa
itu sebanyak buih di
lautan. ” (H.R Tirmidzi)
* “Dari Ummu Hani
bahwa Rasulullah SAW
shalat dhuha 8 rakaat
dan bersalam tiap dua
rakaat. ” (HR Abu Daud)
* “Dari Zaid bin Arqam ra.
Berkata,”Nabi SAW
keluar ke penduduk Quba
dan mereka sedang
shalat dhuha ‘. Beliau
bersabda,?Shalat
awwabin (duha ‘) berakhir
hingga panas menyengat
(tengah hari). ” (HR
Ahmad Muslim dan
Tirmidzi)
* “Rasulullah bersabda di
dalam Hadits Qudsi, Allah
SWT berfirman, “Wahai
anak Adam, jangan
sekali-kali engkau malas
mengerjakan empat
rakaat shalat dhuha,
karena dengan shalat
tersebut, Aku cukupkan
kebutuhanmu pada sore
harinya. ” (HR Hakim &
Thabrani)
* ““Barangsiapa yang
masih berdiam diri di
masjid atau tempat
shalatnya setelah shalat
shubuh karena
melakukan i ’tikaf,
berzikir, dan melakukan
dua rakaat shalat dhuha
disertai tidak berkata
sesuatu kecuali kebaikan,
maka dosa-dosanya akan
diampuni meskipun
banyaknya melebihi buih
di lautan. ” (HR Abu Daud)
Mengenai bacaan, tidak
ada keterangan dari
Rasulullah mengenai
surat tertentu yang harus
dibaca ketika shalat
Dhuha. Kita dipersilahkan
membaca surat apa pun
sesuai dengan
kemampuan dan
keinginan kita. Kita
diperkenankan untuk
membaca surat Asy-
Syams, Adh-Dhuha, atau
surat-surat lain yang
menjadi favorit atau
pilihan.
Allah berfirman,
“ ...Bacalah apa yang
mudah (bagimu) dari Al-
Quran …” (Q.S. Al-
Muzzammil [73]: (20).

BAGAIMANA CARA KHUSYU'.??

Secara Lughah
khusyu’ berarti rendah
diri atau mendekati
rendah diri. Menurut
pengertian ini khusyu’ itu
terdapat pada suara
penglihatan ketenangan
dan kerendahdirian.
Sedangkan pengertian
khusyu ’ menurut syara’
adl rendah diri. Rendah
diri ini kadang-kadang
berada dalam hati dan
kadang-kadang berasal
dari anggota tubuh
seperti diam. Adapun
dalil yg menguatkan
bahwa khusyu ’ itu
pekerjaan hati adl hadis
Ali ra “Khusyu’ itu berada
dalam hati” hadis
“Sekiranya sanubari hati
orang ini khusyu niscaya
anggota tubuhnya
menjadi khusyu ” dan
hadis do’a mohon
perlindungan “..dan aku
mohon perlindungan
kepada-Mu dari sanubari
hati yg tidak khusyu. ”
Apakah khusyu’ dalam
salat itu wajib?Dalam
masalah ini ulama
berbeda pendapat.
Menurut al-Ghozali
khusyu ’ itu wajib. Beliau
menguraikan
argumentasinya secara
panjang lebar -untuk
menguatkan
pendapatnya- dalam
kitab ‘Ihyaa’ Ulumuddin’.
Akan tetapi menurut
Jumhur Ulama ’ khusyu’
itu tidak wajib. Bahkan
Imam an-Nawawi
mengklaim adanya Ijma’
yg tidak mewajibkan
khusyu ’. Hadis-Hadis yg
Menganjurkan Seseorang
agar Berlaku Khusyu ’
dalam Salatnya .
Dari Anas ra bahwa
Rasulullah saw bersabda
“ Apabila hidangan makan
malam telah disiapkan
maka mulailah
menyantap makanan itu
sebelum anda salat
Maghrib ” .
Hadis tersebut menurut
Jumhur Ulama ’
menunjukkan sunnahnya
mendahulukan makan
malam atas salat. Karena
hal itu akan bisa
mengarahkan seseorang
berkonsentrasi dalam
salatnya. Bahkan
menurut ulama yg lain
agar sanubari hati itu
tidak tergoda dgn
makanan yg sudah
tersediakan tersebut. Di
samping itu ada beberapa
atsar sahabat yg
menjelaskan tentang
ta ’lil dilarangnya
mendahulukan salat
ketika makanan sudah
dihidangkan. Di
antaranya adl atsar yg
dikeluarkan oleh Ibnu
Abu Syaibah dari Abu
Hurairah dan Ibnu Abbas
“ Bahwa keduanya pernah
sedang makan sementara
didapur api nya masih
terdapat daging yg
sedang dibakar lalu
sahabat yg melakukan
adzan tersebut ingin
melakukan iqamah utk
salat tiba-tiba Ibnu Abbas
berkata kepadanya
‘ Jangan terburu-buru’
kita tidak melakukan
salat selama dalam hati
kita masih ingat
sesuatu . ” Dalam riwayat
yg lain disebutkan
“ Supaya tidak
memalingkan perhatian
kita dalam salat. ”
Disebutkan pula dari
Hasan bin Ali as bahwa
dia berkata “Makan
malam sebelum salat itu
bisa menghilangkan jiwa
yg suka mencela . ” Jika
waktu salat tinggal
sedikit apakah
disunnahkan pula
mendahulukan makan
atas salat? Kesunnahan
seperti itu dilakukan
apabila waktu salat
masing panjang. Namun
jika waktu salat tinggal
sedikit maka menurut
Jumhur Ulama ’ dia
mendahulukan salat atas
makan. Hal ini
dimaksudkan utk
menjaga waktu salat
agar tidak lewat.
Kandungan Hadis Dari
hadis no. 2 di atas bisa
ditarik kesimpulan
sebagai berikut a.
Hadirnya makanan
seperti itu bisa menjadi
uzur utk meninggalkan
salat jama’ah. Telah
diriwayatkan dari Ibnu
Umar bahwa apabila
hidangan makan
malamnya telah
disiapkan dan dia
mendengar bacaan Imam
dalam salat maka dia
tidak berdiri sampai dia
selesai makan.b. Hal-hal
selain makanan bisa
dianalogikan dgn
makanan selama
mempunyai ilat yg sama
yaitu apabila dia
mengakhirkan melakukan
sesuatu itu hatinya
menjadi terganggu ketika
salat. Maka sebaiknya
melakukan sesuatu itu
sebelum salat.Dan di sini
yg perlu diperhatikan
betul adl bahwa sesuatu
itu telah diperbolehkan
secara tegas bahkan
dianjurkan oleh Syara’ .
Akan tetapi apabila
sesuatu itu tidak
dianjurkan oleh Syara’
maka mendahulukan
salat lbh baik daripada
melakukan atau
melanjutkan sesuatu itu.
Contohnya adl menonton
sinetron berbincang-
bincang dgn kawan atau
kerabatnya. Karena itu
mendahulukan salat lbh
baik daripada menonton
sinetron atau mengobrol
lbh dahulu dgn kawan
atau kerabatnya baik
waktu salat tinggal
sedikit atau masih
panjang.
Dari Aisyah ra berkata
“ saya bertanya kepada
Rasulullah saw tentang
menoleh dalam salat ?”
Kemudian Rasul saw
menjawab “Menoleh itu
adl suatu keteledoran
seseorang akibat ulah
syetan dalam salat
seorang hamba ” Menurut
riwayat at-Tirmidzi dan
menshahihkannya
“ Janganlah anda menoleh
dalam salat krn itu adl
kebinasaan . Apabila
anda harus
melakukannya maka
lakukanlah dalam salat
sunnah ”
Seseorang yg sedang
melakukan salat
dimakruhkan menoleh ke
kanan dan ke kiri. Karena
pada dasarnya dia sedang
menghadap Tuhannya.
Sementara itu syetan
selalu mengintip dan
mencari-cari kelengahan
orang itu. Jika seseorang
dalam salatnya menoleh
ke kiri dan ke kanan
berarti dia telah masuk
perangkap syetan.
Menurut Jumhur Ulama ’
menoleh itu dimakruhkan
krn bisa mengurangi
khusyu ’ salat. Namun
apabila menolehnya itu
sampai memalingkan
dadanya atau seluruh
lehernya dari kiblat maka
hal itu bukan lagi makruh
melainkan bisa
membatalkan salat. Hal
ini berdasarkan pada
hadis Abu Dzar “Allah
SWT selalu menghadap
kepada seorang hamba
dalam salatnya selama
dia tidak menoleh apabila
dia memalingkan
wajahnya maka Allah pun
‘pergi’
20 September jam 19:32 ·
Suka · 1 · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Hal utama yang
menyebabkan shalat
kurang khusu ’ atau
bahkan tidak khusu’
adalah buru-buru. Setiap
melakukan shalat, selalu
diingatkan atau
dibayang-bayangi oleh
hal-hal yang akan kita
lakukan setelah shalat
atau hal-hal yang
terlupakan sebelum
shalat, tiba-tiba terlintas
dipikiran.
Berikut tips untuk
mencapai shalat khusu’:
- Sebelum memulai
shalat, niatkan bahwa
anda punya waktu 15
menit untuk shalat. Jadi
anda tidak perlu terburu-
buru dalam melakukan
shalat. Segala hal yang
akan anda lakukan
setelah shalat, masih bisa
menunggu setelah 15
menit ini berlalu.
- Lakukan shalat dengan
sadar, artinya anda tahu
& sadar rukun apa yang
sedang anda lakukan
atau bacaan apa yang
sedang anda baca.
Bacalah bacaan shalat
secara perlahan dan
lemah lembut. Tidak
perlu terburu-buru
karena anda punya waktu
15 menit untuk shalat ini.
- Ketika melakukan
gerakan shalat,
sempurnakanlah gerakan
tersebut terlebih dahulu
sebelum memulai bacaan.
Misalnya ketika berdiri,
berdirilah dengan tegak
dan anda sadar & bisa
merasakan bahwa anda
sedang berdiri. Ketika
rukuk, rasakan dengan
penuh kesadaran bahwa
anda sedang rukuk,
sempurnakan gerakan
rukuk, baru kemudian
memulai bacaan. Ketika
sujud, rasakan bahwa
anda sedang bersujud,
rasakan bahwa tubuh
anda sedang bersujud,
baru kemudian mulai
bacaannya. Triknya
jangan memulai bacaan
sebelum anda sadar
bahwa anda sedang
bersujud atau rukuk. Jika
perlu menarik nafas,
tariklah nafas terlebih
dahulu, baru memulai
bacaan. Sekali lagi jangan
terburu-buru karena
anda punya waktu 15
menit untuk melakukan
shalat ini.
- Yakinkan dalam hati
bahwa Allah SWT sedang
memandang kepada
anda. Allah sedang
mendengarkan bacaan-
bacaan anda. Gunakan
hati, bukan pikiran. Jika
harus menitikan air mata,
biarkan air mata anda
mengalir, rasakan dengan
hati. Jika ada penyesalan
terhadap dosa-dosa anda
yang telah lalu, rasakan
itu, rasakan dengan
sangat mendalam,
biarkan air mata anda
mengalir. Anda akan
merasakan begitu rindu
dengan Allah, laksana
anda baru pulang ke
kampung halaman dari
perantauan yang telah
bertahun-tahun. Jika
anda merasakan hal ini
ketika bersujud,
biarkanlah posisi anda
dalam keadaan bersujud,
sampai hati anda merasa
puas, baru kemudian
bangkit dari sujud.
Anda tidak perlu menjadi
imam mesjid, seorang
ustaz / ustazah, atau pak
haji / ibu haji untuk
mencapai shalat khusu ’.
Praktekan tips di atas,
Insya Allah anda akan
mendapatkan shalat
khusu ’. Sebenarnya shalat
khusus’ bukan diciptakan,
tetapi kita menyiapkan
diri untuk menerima
kekhusukan itu dari Allah
SWT. Allah akan
memberikan rasa khusu ’
jika jiwa kita sudah siap
menerimanya. Sedikit
atau banyak dosa yang
telah anda lakukan TIDAK
AKAN MENGHALANGI
anda untuk menerima
kekhusukan dari Allah.
Allah Maha Pengampun,
Allah Maha Penyayang
dan Maha Pengasih.
Maha dapat diartikan
tidak terbatas, banyak
dan berlimpah.
Perlu latihan yang terus
menerus untuk mencapai
shalat khusu ’. Jika sudah
mencapai rasa khusu’,
pertahankanlah. Jika
kadang kala hilang,
ulangi lagi tips di atas.
Karena hati kita laksana
air laut, kadang pasang,
kadang surut.

Minggu, 26 Desember 2010

SAHKAH SHOLAT DENGAN LUKA YANG MASIH BERDARAH DAN BERNANAH.??

Allah Ta ’ala berfirman :
“dan Dia sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu
dalam agama ini suatu
kesempitan ”. (QS. Al-Hajj:
78)
“ Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan
tidak menghendaki
kesukaran bagimu ”. (QS:
Al Baqarah: 185)
“ Maka bertakwalah
kamu kepada Allah
menurut kesanggupanmu
dan dengarlah serta
taatlah ”. (QS. Taghabun:
16)
Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :
“ Jika saya perintahkan
kalian dengan suatu
urusan maka kerjakanlah
semampu kalian ”
Berdasarkan kaidah dasar
ini, maka Allah memberi
keringanan bagi orang
yang mempunyai udzur
dalam masalah ibadah
mereka sesuai dengan
tingkat udzur yang
mereka alami, agar
mereka dapat beribadah
kepada Allah tanpa
merasa berat serta
kesulitan. Dengan segala
puji hanya milik Allah
Rabb semesta alam.
Jika pada sebagian
anggota badan yang
harus disucikan terdapat
luka, maka ia tetap
dibasuh dengan air. Jika
hal tersebut justru
membahayakan maka
diusap dengan sekali
usapan. Caranya,
tangannya dibasahi
dengan air lalu diusapkan
di atasnya. Jika mengusap
luka juga
membahayakannya, maka
ia bisa bertayammum.
Jika pada sebagian
tubuhnya terdapat luka
yang digibs atau dibalut,
maka ia mengusap
balutan tadi dengan air
sebagai ganti dari
membasuhnya, dan ia
tidak bertayammum
karena mengusap
pengganti dari
membasuh.
Orang yang sakit harus
membersihkan tubuhnya
dari najis, jika tidak
mungkin maka ia sholat
sesuai dengan
keadaannya tadi, dan
sholatnya sah tanpa
harus mengulang.
jadi sah secara hukum
jika ada luka yang
bernanah. walohu'alam

HABIS SHOLAT ISTIKHOROH MIMI DI IKUTI 2 BABI, APA MAKNANYA.??

Assalamu'alaikum....wr,wb.......p
ustadz saya mau
tanya.....orang bis sholt
istikhoroh gt antara
sadar n ga sadar saat
ngaji gt d bayangin d
ikutin 2babi gt artiny ap
y ??? tu kjadiannya skitar
jam 3subuh gt !!!
24 September jam 0:18 · Suka
Kresna Tri Sula
menyukai ini.
Tanya Jawab Masalah
Islam waalaikum
salam,wr,wb.
Nabi Muhammad SAW,
yang terdapat dalam
kitab Sunan Ibnu Majah:
“ Jika kamu menghendaki
sesuatu perkara,
hendaklah kamu sholat
dua rakaat (bukan sholat
fardhu) lalu berdoalah ”.
Yang dimaksud dalam hal
ini adalah sholat
istikharah. Sholat
istikharah adalah sholat
sunah 2 rekaat yang
tujuannya untuk
memohon petunjuk Allah
untuk memilihkan mana
yang terbaik bagi agama
dan kehidupan kita
nantinya. Sholat
istikharah dilakukan pada
perkara yang bersifat
mubah. Untuk perkara
yang sifatnya wajib atau
sunah kita harus
mengerjakannya,
sedangkan untuk perkara
yang sifatnya haram atau
makruh jelas kita
tinggalkan.
Setelah mengerjakan
sholat istikharah …lalu
bermimpi. Sholat
Istikharah dan Mimpi,
apa mimpi tersebut
merupakan petunjuk bagi
suatu penerimaan atau
penolakan?
Jawabannya adalah bisa
tidak, dan juga bisa iya.
Tidak, sebenarnya mimpi
itu tidak ada
pengaruhnya dengan
sholat istikharah karena
apa yang dilihat dan
dialami dalam mimpi itu
sering dipengaruhi oleh
masalah yang sedang
dipikirkan'
Iya, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW: “Impian
orang mukmin itu adalah
bagian dari empat puluh
bagian kenabian ”. (HR.
Turmudzi). Jadi, ketika
isyarat yang diperoleh
dari mimpi kita di waktu
tidur menunjukkan
kebaikan, maka suatu
maksud atau hajat yang
akan kita laksanakan itu
adalah baik nantinya.
Begitu sebaliknya, jika
berisyarat buruk maka
sebaiknya tidak usah
diteruskan, karena akan
buruk akhirnya.
Isyarat atau tanda-tanda
ini cepat diperoleh atau
tidaknya terletak pada
tekun dan khusyu ’nya
orang yang
melaksanakannya. Yang
harus diingat sekali lagi
bahwa isyarat dan tanda-
tanda itu berupa
ketenangan dan
kemantapan hati.
Hendaknya kita
melakukan sholat
istikhoroh tidak hanya
sekali, dua kali tapi
sampai hati kita benar-
benar mantap pada salah
satu pilihannya.
Adapun jika seorang
mukmin mempunyai
permintaan khusus
kepada Allah Subhanahu
Wa Ta'ala, maka
kepadanya dianjurkan
untuk mengerjakan
sholat hajat. Al Qur'an
memang mengisyaratkan
bahwa permohonan
pertolongan kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala bisa
dilakukan dengan sabar
dan sholat, ista'i nu bi as
sobri wa as salat. (Q/2:45,
153)
Jika orang mengerjakan
sholat istikharah
disebabkan karena
kurang percaya diri
dalam mengambil
keputusan, maka sholat
hajat dilakukan
sehubungan dengan telah
adanya keputusan yang
diambil dan langkah yang
sudah dimulai. Dalam
keyakinan atas pilihan
itulah orang bermohon
agar apa yang diyakini
telah diridai Allah itu
terlaksana dengan baik.
Perhatikan kandungan
doa sholat hajat seperti
yang diajarkan oleh Rasul
di bawah ini:
Artinya: Tiada Tuhan
selain Allah Yang Maha
Penyantun lagi Mulia.
Maha Suci Allah, Pemilik
‘Arasy yang Agung.
Segala puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam. Aku
mohon kepada Mu hal-hal
yang mendatangkan (a)
rahmat Mu, (b) ampunan
Mu, (c) perlindungan Mu
dari dosa, (d) peluang
meraih segala kebajikan
dan (e) terbebas dari
kesalahan. Ya Allah aku
mohon kepada Mu,
jangan Engkau biarkan
dosaku tanpa Engkau
ampuni, dan jangan
Engkau biarkan
kesulitanku, tanpa
Engkau beri jalan ke luar,
dan jangan Engkau
biarkan hajatku yang
telah Engkau ridai, tanpa
Engkau kabulkan, wahai
Tuhan yang Maha
Pengasih.
jadi yang terpenting
adalah kemantapan hati
anda.untuk melakukan
sesuatu. wallohu'alam

APAKAH SHOLAT LIMA WAKTU SHOLATNYA PARA NABI TERDAHULU.??

Assalamu'alaikum wr.wb,
pak ust saya mw tanya
apakah benar sholat 5
waktu itu diambil dari
sholatnya para nabi
terdahulu ?? karena yg
saya dengar sholat subuh
itu sholatnya Nabi
adam ??
24 September jam 22:16 · Suka
Tanya Jawab Masalah
Islam waalaikum salam,
wr,wb.
Sholat menurut bahasa
berarti doa. Adapun
menurut peristilahan,
sholat ialah ibadah
tauqifi yang sudah sangat
dikenal, dimulai dengan
takbiratul ihram dan
diakhiri dengan salam.
Perintah menegakkan
sholat tersebar sangat
banyak dalam ayat-ayat
Al-Qur ’an. Diantaranya,
Allah berfirman :
“ Sesungguhnya sholat
adalah kewajiban yang
telah ditentukan waktu-
waktunya atas orang-
orang yang beriman ”.
Sholat merupakan rukun
Islam yang kedua, setelah
syahadat. Ia adalah tiang
agama. Nabi saw
bersabda “Sholat adalah
tiang agama. Barangsiapa
menegakkannya maka ia
telah menegakkan
agama, dan barangsiapa
meninggalkannya maka
ia telah merobohkan
agama”. Ia juga
merupakan benteng
terakhir seorang muslim,
karena Islam itu memiliki
simpul-simpul yang akan
terurai satu demi satu
dimana yang akan
terakhir kali terurai
adalah sholat.
Sholat telah disyariatkan
sejak awal-awal
munculnya Islam di
Makkah. Sejak awal
kenabian, yakni semenjak
turunnya QS Al-
Muzzammil, Nabi telah
diwajibkan untuk
melakukan sholat malam.
Sebelum turunnya
perintah sholat lima
waktu, umat Islam di
Makkah saat itu hanya
melakukan sholat dua
kali dalam sehari, yakni
pada pagi dan petang
saja. Setelah peristiwa
Isra ’ dan Mi’raj, umat
Islam diwajibkan untuk
melakukan sholat lima
kali dalam sehari.
Dan diantara rahmat
Allah kepada umat ini
adalah diberikannya
keringanan terhadap
jumlah shalat yang harus
dilakukan setiap muslim
mulai dari lima puluh kali
hingga akhirnya menjadi
lima kali. Musa as
mengkhawatirkan bahwa
shalat yang lima puluh
kali itu tidak akan
sanggup dilaksanakan
oleh umat Muhammad
saw, sebagaimana
dikatakan oleh al
Qurthubi bahwa hikmah
dari pengkhususan Musa
dengan meminta Nabi
Muhammad saw kembali
ke Tuhannya dalam
perintah shalat
memungkinkan bahwa
umat Musa pernah
dibebankan dengan
beberapa shalat yang
tidak dibebankan kepada
umat-umat sebelumnya
dan hal itu cukup
memberatkan mereka.
jadi umat terdahulu
shalat caranya
bagaimana kami belum
menemukan dalil yang
yang kuat.wallohu'alam

APA MAKNA KHUSYU', DAN BAGAIMANA CARANYA.??

mintalah pertolongan
[kepada Allah] dengan
sabar dan [mengerjakan]
shalat. Dan sesungguhnya
yang demikian itu
sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang
khusyu ’, (al-Baqarah: 45)
Khusyu' merupakan
kekuatan sholat. Tanpa
khusyu' sholat seakan
tidak mempunyai makna
bagi pelakunya, karena
sholat hanya berupa
aktifitas fisik yang rutin,
tanpa kenikmatan dan
tanpa rasa hidmat di
dalamnya.
Menghancurkan dan
merusak kekhusyu'an
dalam sholat adalah salah
satu misi syetan di dunia
ini. Firman Allah dalam
menceritakan misi syetan
tersebut:
Kemudian aku akan
mendatangi mereka dari
muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka. Dan
Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan
mereka bersyukur [ta’at].
(al-A'raaf: 17)
Rasulullah s.a.w.
bersabda
Yang pertama akan
hilang dari umatku
adalah khusyu', hingga
kalian tidak lagi melihat
orang khusyu'. (H.R.
Tabrani. Sahih)
Maka khsyu' ini juga
merupakan salah satu
sifat orang beriman. Allah
berfirman:
Sesungguhnya
beruntunglah orang-
orang yang beriman, (1)
[yaitu] orang-orang yang
khusyu ’ dalam shalatnya.
Ibnu Katsir mengatakan:
khusyu' adalah tidak
bergerak, tenang, penuh
tawadlu' karena
disebabkan takut kepada
Allah dan perasaan
diawasi Allah. Khusyu'
adalah sadarnya hati
seakan berdiri di depat
Allah dengan penuh
penghormatan,
pengabdian. (al-Madarij
1/520).
Tempat khusyu' adalah di
dalam hari dan
membekas ke seluruh
tubuh manusia. Kalau
hati sudah tidak khusyu'
maka seluruh anggota
tubuh tidak lagi
beribadah secara serius
karena hati ibarat
komandonya dan anggota
badan adalah tentaranya.
Khusyu' juga menjadi
bukti keikhlasan. Karena
hanya mereka yang
ikhlash ibadah karena
Allah dan sholat
karenaNya yang dapat
melakukan khusyu'
secara sempurna. Tanpa
keikhlasan, maka
seseorang hanya
melakukan kekhusyu'an
palsu atau yang sering
disebut kekhusyu'an
dusta.
Ibnu Qayyim mengatakan
ada dua jenis khusyu',
yaitu khusyu' iman dan
khusyu' munafik. khusyu'
Iman adalah hatinya
menghadap Allah dengan
penghormatan,
pengagungan,
ketenangan, penuh
harapan dan rasa malu,
lalu hatinya penuh
dengan cinta dan
pengakuan kepada Allah
yang membekas ke
seluruh anggota
badannya.
Adapun khusyu' munafik
adalah fisiknya khusyu'
tapi hatinya tidak. Para
sahabat sering berdoa: Ya
Allah lindungilah aku dari
khusyu' munafik. (Ruh
314).
Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Lima sholat
yang diwajibkan oleh
Allah, barang siapa
memperbaiki wudlunya
dan melaksanakan sholat
pada waktunya,
menyempurnakan
ruku'nya dan
kekhusyu'annya, maka ia
mendapatkan janji Allah
untuk mengampuninya.
Barang siapa tidak
melakukan itu, maka ia
tidak mendapatkan janji
Allah, kalau Allah
berkehendak maka
Mengampuninya, kalau
Allah berkehendak maka
akan menyiksanya." (H.R.
Abu Dawud – sahih)
Dalam hadist lain
Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Barang siapa
berwudlu dan
memperbaiki wudlunya
kemudaian ia sholat dua
rakaat, ia konsentrasikan
hati dan wajahnya (dan
tidak diganggu oleh
nafsunya), maka ia akan
diampuni dosanya yang
telah telah lewat. (H.R.
Bukhari).
Rasulullah s.a.w. juga
pernah bersabda:"Banyak
sekali orang yang sholat
hanya mendapatkan
capek berdiri" (H.R.
Nasai: hasan).
Tip menghadirkan khusyu
dalam sholat
Menghadirkan khusyu'
dalam sholat dalam
dilakukan melalui dua
cara. Pertama:
mengupayakan amalan-
amalan yang merangsang
kekhusyu'an dan kedua:
menghilangkan hal-hal
yang merusak
kekhusyu'an.
Adapun amalan-amalan
yang mengantarkan
kepada kekhusyu'an
adalah sbb:
1. Persiapkan diri untuk
sholat. Itu dimulai dengan
mendengarkan adzan dan
mengikutinya, berdoa
adzan, memperbaiki
wudlu, berdoa setalah
wudlu, melakukan siwak
sebelum sholat,
mempesiapkan baji
sholat, tempat sholat dan
menunggu waktu sholat.
Bukan bergegas sholat
ketika waktu hampir
lewat.
2. Thoma'ninah: yaitu
berhenti sejenak pada
setiap rukun-rukun
sholat. Dalam hadist
diriwayatkan bahwa
Rasulullah s.a.w. ketika
sholat, beliau melakukan
thma'ninah hingga semua
anggota badan beliau
kembali pada tempatnya.
(H.R. Abu Dawud dll.)
Dalam hadist lain
Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Seburuk-buruk
pencuri adalah pencuri
sholat. Bagaimana itu
wahai Rasulullah, tanya
sahabat. "Mereka yang
tidak menyempurnakan
ruku' dan sujudnya. (H.R.
Ahmad dan Hakim: sahih).
Seseorang tidak akan
bisa khusyu' tanpa
thoma'ninah ini karena
cepatnya pergerakan
sholat telah
menghilangkan
kekhusyu'an dan
konsentrasi hati.
3. Ingat kematian saat
sholat. Rasulullah s.a.w.
pernah
bersabda:"Ingatlah mati
saat kamu sholat,
sesungguhnya seseorang
yang ingat mati saat
sholat maka ia akan
memperbaiki sholatnya,
dan sholatlah seperti
sholatnya orang yang
mengira itu sholatnya
yang terakhir" (Dailami:
sahih). Rasul juga pernah
berpesan kepada Abu
Ayub r.a. "Sholatlah
seperti sholatnya orang
yang pamitan" (Ahmad:
sahih).
4. Tadabbur (menghayati)
ayat-ayat Quran yang
dibaca saat sholat, begitu
juga dzikir-dzikir dan
bacaan sholat lainnya
lainnya serta
menyerapkannya dalam
diri mushalli.
Ini adalah sebuah kitab
yang Kami turunkan
kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-
ayatnya dan supaya
mendapat pelajaran
orang-orang yang
mempunyai fikiran.
(Shad:29).
Dari Hudzaifah r.a. :Aku
sholat di belakang
Rasulullah s.a.w., satu
malam. Beliau membaca
dengan bebas. Ketika
melewati ayat di
dalamnya ada tasbih,
beliau bertasbih, ketika
melewati ayat
permintaan beliau
meminta dan ketika
melewati ayat minta
perlindungan, beliau pun
meminta
perlindungan" (Muslim).
Tadabbur dan tafakkur
terhadap ayat-ayat Allah
merupakan pengantar
kekhusyu'an. Begitu juga
menangis saat
mendengar atau
membaca ayat-ayat
Allah. Allah berfirman:
Dan mereka menyungkur
atas muka mereka sambil
menangis dan mereka
bertambah khusyu ’.
(Isra':109).
Atho' pernah bertanya
kepada Aisyah r.a.:
ceritakan kepadaku apa
yang paling kau kagumi
dari Rasulullah, lalu
Aisyah menangis. Suatu
malam Rasulullah s.a.w.
berdiri untuk sholat,
beliau berkata: Wahai
Aisyah biarkan aku
menyembah Tuhanku.
Sesungguhnya aku senang
bersamamu dan aku
senang
menyenangkanmu". Lalu
beliau pun bangun dan
sholat, lalu beliau sholat
sambil menangis sehingga
lantai kamarku basah
karena air mata beliau.
Lalu berkumandanglah
adzan Bilal untuk subuh,
ketika Bilal melihat mata
Rasulullah basah karena
menangis, Bilal pun
bertanya:"Wahai
Rasulullah, untuk apa
engkau menangis padahal
Allah telah
mengampunimu dosamu
yang lalu dan yang akan
datang? Rasul menjawab:
Wahai Bilal aku lebih
suka untuk menjadi
hamba yang banyak
bersyukur. Malam ini
diturunkan kepadaku
ayat yang ruglilah orang
yang membacanya dan
tidak menghayatinya,
yaitu ayat Ali Imran
190-194. (Ibnu
Hibban:sahih).
1. Membaca ayat satu-
satu. Ini juga
mengantarkan kepada
khusyu' karena
mengantarkan kepada
pamahaman dan
penghayatan. Umi
Salamah berkata bahwa
Rasulullah membaca
fatihah dalam sholat
dengan basmalah, lalu
berhenti lalu membaca
hamdalah lalu berhenti
lalu membaca
arrohmaanirrohiiim dan
seterusnya. (Abu Dawud:
sahih).
2. Memperindah bacaan
Quran dan tartil dapat
mengantarkan kepada
kekhusyu'an. Allah
berfirman:
Hai orang yang
berselimut [Muhammad],
(1) bangunlah [untuk
sembahyang] di malam
hari [1] kecuali sedikit
[daripadanya], (2) [yaitu]
seperduanya atau
kurangilah dari seperdua
itu sedikit, (3) atau lebih
dari seperdua itu. Dan
bacalah Al Qur ’an itu
dengan perlahan-lahan.
(Muzammil 1-4)
Rasulullah s.a.w.
berpesan:"Perindahlah al-
Qur'an dengan suaramu
yang merdu, karena
suara yang indah akan
memperindah al-
Quran" (Hakim:sahih).
Dalam hadist lain beliau
bersabda:"Sesungguhnya
seindah-indah suara
orang membaca Quran,
adalah kalau ia membaca
maka orang-orang yang
mendengarnya akan
takut kapada Allah. (Ibnu
Majah: sahih).
Ka'bah". (Hakim: sahih).
bat diceritakan terkena
panah saat berperang,
lalu ia minta agar dicabut
saat ia sholat karena saat
itu ia lupa semuanya dan
hanya ingat Allah.
nta (Ahmad: sahih).
28 September jam 0:59 · Suka ·
Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam 1. Beranggapan
bahwa saat sholat ia
sedang menghadap
kepada Allah. Dalam
sebuah hadist Rasulullah
s.a.w.
bersabda:"Sesungguhnya
kalian apabila sholat
maka sesungguhnya ia
sedang bermunajat
(bertemu) dengan
Tuhannya, maka
hendaknya ia mengerti
bagaimana bermunajat
dengan Tuhan. Hakim:
sahih).
2. Memperhatikan
pembatas depan sholat.
Sebaiknya ketika sholat
menghadap pembatas
depan, misalnya dinding
atau pembatas yang
polos. Tujuannya adalah
agar pandangan mata
kita tidak terganggu oleh
obyek-obyek visual yang
mengganggu konsentrasi
kita. Rasulullah s.a.w.
bersabda" Hendaklah
kalian ketika sholat
menaruh pembatas di
depannya agar syetan
tidak memutuskan
sholatnya" (Abu Dawud:
sahih). Sebaiknya
pembatas tersebut
berjarak tiga jengkal dari
tempatnya berdiri dan
sejengkal dari tempat
sujudnya. (Fathul Bari).
3. Meletakkan tangan
kanan di atas tangan kiri
di atas dada. Rasulullah
s.a.w. bersabda: Kami
para nabi diperintahkan
agar dalam sholat
meletakkan tangan
kanan di atas atas tangan
kiri (Thabrani:sahih).
Imam Ahmad
menjelaskan bahwa
tujuannya adalah agar
kita menundukkan diri di
depan Allah dengan
khusyu'. Ibnu Hajar
mengatakan bahwa sikap
seperti itu adalah sikap
seorang yang meminta
dengan merendahkan diri
dan sikap seperti itu lebih
mengantarkan kepada
kekhusyu'an.
4. Mengarahkan
pandangan mata pada
tempat sujud. Dai Aisyah
r.a. Rasulullah s.a.w.
ketika sholat beliau
menundukkan kepalanya
dan pandangannya
tertuju ke tempat sujud.
(Hakim:sahih). Begitu
juga ketika beliau
memasuki Ka'bah beliau
tidak memalingkan
pandangannya
1. Sebagian ulama
melihat bahwa
meragamkan bacaan
sholat dapat
mengantarkan kepada
kekhusyu'an karena
menciptakan suasana
baru dalam
melaksanakan sholat.
Misalnya redaksi bacaan
doa iftitah, ruku', sujud,
I'tidal, duduk antara dua
sujud dan tashahhud ada
beberapa riwayat sahih
yang berbeda-beda.
Membacanya dengan
redaksi yang berbeda-
beda dapat mempersegar
suasana sholat dan
mengantarkan kepada
kekhusyu'an. Begitu juga
bacaan-bacaan surat
setelah fatihah dapat
dilakukan dengan variasi
ayat yang berbeda-beda.
2. Disunnahkan membaca
ta'awwudz ( ذوغأ هللاب نم
ناطيشلا ميجرلا ) ketika
merasakan ada gangguan
konsentrasi dalam sholat.
Konon ketika seorang
hamba hendak
melaksanakan sholat,
syetan menurunkan
pasukannya yang disebut
Khanzab untuk
mengganggu orang
sholat. Abi 'Ash r.a.
berkata kepada
Rasulullah, Wahai
Rasulullah syetan telah
mengganggu sholatnya
dan membolak balikkan
bacaannya, Rasulullah
bersabda: Itu syetan
bernama Khanzab kalau
kamu merasakannya
maka bacalah ta'wudz
lalu tiuplah ke kiri tiga
kali". Iapun
melakukannya dan syetan
tidak lagi
mengganggunya.
(Muslim). Rasulullah juga
mengingatkan: Kalau
kalian sholat maka
datanglah syetan
mengganggu kalian,
sehingga kalian lupa
hitungan rakaatnya.
Kalau kalian
merasakannya maka
sujudlah dua kali ketika
ia duduk (Bukhari).
Rasulullah juga
mengingatkan bahwa
Syetan datang kepada
kalian ketika sholat lalu
membuka tempat duduk
kalian, lalu ia
merekayasa agar dia
ragu apa kentut apa
tidak, kalau kalian
merasakan itu janganlah
membatalkan sholat
hingga dengar suara atau
mencium bau (Thabrani:
sahih). Bahkan konon
syetan juga menganggu
orang yang sholat dengan
isu-isu kebaikan seperti
masalah dakwah,
masalah sunnah, masalah
keilmuan dan politik agar
sholatnya tidak lagi
terfokus.
3. Bacalah cerita orang
solih terdahulu
bagaimana mereka
berkhusyu' dalam
sholatnya. Ali r.a. ketika
hendak sholat maka
mukanya berubah, lalu ia
ditanyai tentang itu,
beliau menjawab: datang
waktu ketika amanah
ditawarkan kepada
langit, bumi dan gunung-
gunung tapi mereka
menolak tapi aku kini
membawanya. Konon
mereka ketita sholat
memerah wajahnya
karena takut akan
menghadap Allah. Salah
seorang
4. Berdoa dalam sholat,
khususnya saat sujud.
Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Kondisi paling
antara hamba dan
Tuhannya adalah saat
sujud, maka
perbanyaklah
doa" (Muslim).
5. Dzikir setelah sholat.
Setelah melaksanakan
sholatnya hendaknya
seorang hamba
melakukan dzikir selesai
sholat untuk memperkuat
dan menyempurnakan
sholatnya. Tentu saja
tidak hanya dzikir dalam
lisan tapi juga diresapi
makna dan
kandungannya.
Adapun perkara-perkara
yang mengganggu
kekhusyu'an adalah sbb:
1. Membersihkan tempat
sholat dari hal-hal yang
mengganggu konsentrasi
seperti gambar-gambar
dan ornamen yang
menarik perhatian orang
sholat. Aisyah r.a. pernah
mempunyai kelambu di
rumahnya berwarna-
warni, lalu Rasulullah
memintanya agar
menyingkirkan itu karena
itu mengganggu sholat
beliau. (Bukhari). Maka
hendaknya melakukan
sholat di tempat yang
jauh dari kebisingan dan
banyak orang lalu lalang,
tempat orang ngobrol,
apalagi tempat hiburan
dan bersenang-senang
karena itu akan
mengganggu kekhusyu'an
sholat. Begitu juga agar
lokasi sholat tidak terlalu
panas atau terlalu dingin.
Rasulullah s.a.w.
memerintahkan agar
para sahabat melakukan
sholat dhuhur saat cuaca
agak dingin.
2 Memakai pakaian yang
polos dan tidak banyak
warna. Karena itu akan
menarik pandangan
mushalli dan mengganggu
konsentrasinya dalam
sholat. Rasulullah pernah
sholat dan terganggu
dengan kelambu Aisyah
yang berwarna-warni lalu
beliau meminta untuk
menyingkirkannya.
(Bukhari dll.).
3.Hindari solat di waktu
makan. Rasulullah s.a.w.
bersabda"Tidak baik
sholat di hadapan
makanan" (Muslim).
Riwayat lain mengatakan
"Ketika maka malam
sudah siap dan datang
waktu sholat, maka
dahulukan makan
malam" (Bukhari).
4. Hindari menanah
buang air besar, kecil dan
angin. Rasulullah s.a.w.
melarang sholat sambil
menahan kencing (Ibnu
Majah:sahih). Riwayat
lain mengatakan bahwa
Rasululllah s.a.w.
bersabda kalau kalian
akan sholat dan ingin ke
wc maka pergilah ke wc
dulu (Abu Dawud:sahih).
5. Hindari sholat dalam
keadaan ngantuk berat.
Rasulullah s.a.w.
bersabda "Kalau kalian
sholat dan ngantuk maka
tidurlah hingga ia
mengerti apa yang
dikatakan" (Bukhari).
Riwayat lain dengan
tambahan: ditakutkan
ketika kalian ngantuk
dan melakukan sholat
maka ia tidak sadar
maunya meminta
ampunan Allah tapi
malah mengumpat
dirinya. (Bukhari)
6.Hindari sholat di
tempat yang kurang rata
atau kuarng bersih
karena itu akan
menganggu konsentrasi
saat sujud. Rasulullah
s.a.w. bersabda
"Janganlah kau
membersihkan tempat
sujudmu (dari kerikil)
saat sholat, kalau
terpaksa melakukannya
maka itu cukup sekali
(Abu Dawud:sahih).
7.Jangan membaca terlalu
keras sehingga
mengganggu orang sholat
di samping kita.
Rasulullah s.a.w.
bersabda "Ingatlah
bahwa kalian semua
menghadap Allah,
janganlah saling
mengganggu, jangan
membaca lebih keras dari
saudaranya dalam
sholat" (Abu Dawud:
sahih).
8. Jangan tengak-tengok
saat sholat. Rasulullah
s.a.w. mengingatkan
bahwa tengak-tengok
dalam sholat adalah
gangguan syetan.
(Bukhari). Dalam hadist
lain dikatakan "Allah
senantiasa melihat
hambanya saat sholat
selama ia tidak
menengok, kalau
menengok maka Allah
meninggalkannya" (Abu
Dawud: sahih).
9. Jangan melihat ke arah
atas. Rasulullah s.a.w.
pernah bersabda "Ada
orang-orang sholat
sambil menghadap ke
atas, mudah-mudahan
matanya tidak
kembali" (Ahmad:sahih).
10.menahan mulut ketika
ingin menguap. Sabda
Rasulullah s.a.w. Ketika
kalian menguap saat
sholat, maka tahanlah
sekuatnya karena syetan
akan masuk ke mulut
kalian" (Muslim).